Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maraknya Joki Skripsi dan Krisis Kepercayaan Diri

16 Februari 2023   11:22 Diperbarui: 16 Februari 2023   12:02 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi joki skripsi/zonamahasiswa.id

Aktivitas Perjokian bukanlah hal yang asing dikalangan orang orang Indonesia. Bahkan terkadang ada yang sangat blak blakan dalam mempromosikan jasa joki tersebut.

Berbicara tentang Joki membuat saya teringat masa perkuliahan tingkat akhir di tahun 2021 silam.

Saya dulu kuliah di  salah satu Politeknik Negeri. Sudah menjadi rahasia umum kalau mahasiswa Politeknik itu banyak yang lulus tepat waktu yakni menyelesaikan studi dalam jangka waktu 3 tahun bagi jenjang D-III dan 4 tahun bagi D-IV

Bisa lulus tepat waktu pun sebenarnya bukan karna sebab kepintaran melainkan tuntutan dan tekanan.

Berbeda dengan Universitas yang memiliki batas waktu penyelesaian studi maksimal 7 tahun, politeknik hanya bia maksimal 5 tahun untuk jenjang sarjana terapan. Jika tidak bisa lulus dalam jangka waktu 5 tahun maka akan di DO.

Itu artinya keringanan yang diberikan hanya melebihi satu tahun dari masa studi sebenarnya.Hal inilah yang memotivasi mahasiwa politeknik menyelesaikan kuliah tepat waktu dibandingkan menambah satu tahun lagi yang berpotensi meghadirkan tekanan yang lebih besar.

Keinginan untuk menyelesaikan mdaa studi tepat waku membuat banyak orang yang mengambil jalan pintas dengan memakai jasa Joki.

Menurut penulis pribadi, maraknya perjokian skripsi dinegeri ini karna krisisnya rasa percaya diri ataupun takut untuk depresi dan tidak mau eksplorasi diri.

Ilustrasi mahasiswa stress/kompas.com
Ilustrasi mahasiswa stress/kompas.com
Dulunya banyak teman yang satu angkatan dengan saya yang memilih jalur joki dibandingkan mengerjakan sendiri. Apalagi para joki itu memberikan keleluasan bagi yang ingin memakai jasanya itu.

Dalam hal ini tidak memaksakan para mahasiswa harus joki secara menyeluruh, namun bisa per bab yang tidak dipahaminya.

Mayoritas dari teman saya tidak melakukan joki secara keselurahan judul melainkan secara parsial saja. Dalam hal ini lebih ke pengujian data  karna banyak yang tidak paham menggunaka software olah data seperti SPSS, E views bahkan Amos.

Selain itu banyak juga yang tidak paham tentang bagaimana analisis hasilnya, sehingga dari pada ribet mikirin itu yang berujung tak kunjung sidang, ya mending bayar orang saja, tinggal terima beresnya aja.

Hanya saja saya agak merasa miris, karna yang menggunakan jasa joki kala itu jika di hitung secara persentase berada diatas 50%. 

Yang ajaibnya lagi ada kawan saya yang sebenarnya jauh lebih pintar dari saya dan IPK nya juga lebih tinggi daripada saya ternyata memakai jasa joki juga. Jujur hal ini buat saya geleng-geleng kepala.

Saya pribadi tidak memakai jasa joki kala itu karna saya masih diliputi rasa percaya diri tinggi. Saya paham bahwa skripsi memang momok menakutkan bagi mahasiswa tingkat akhir dan menjadi tantangan baru dalam hidup saya.

Namun bukankah tantangan harus di taklukan? Masalah yang ada itu untuk dihadapi bukan malah menghindari. Jika kamu lebih memilih untuk menghindari, kapan kamu mau belajar pendewasaan diri? Dan saya akan jauh lebih bangga mendapatkan hasil dari kerja keras saya sendiri.

Selain itu saya juga berpendapatan bahwa jika saya dalam mengerjakan skripsi harus memakai jasa joki, lalu apa fungsi dari otak yang ada dikepala saya ini?

Sedangkan otak adalah anugrerah yang diberikan oleh yang maha Kuasa untuk dipergunakan dengan semestinya.

Seharusnya dengan otak kita bisa mempertimbangkan mana yang benar dan mana yang salah sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dalam segala keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun