Kenapa diarahkan yang ngantuk minggir, istirahat? Ya karna  mempertimbangkan antara manfaat dan mudharat.
Sebelum aturan itu atau arahan-arahan itu datang, Islam sudah mengarahkan dari dulu, yang ngantuk ketika shalat lebih baik ia tidur sampai ngantuknya hilang. Maka seorang supir pun ketika ngantuk tidur. Minggir ke pinggir jalan, istirahat sebentar, 10-20 menit bangun, sudah segar lagi.
Jadi kalau itu orang yang ngantuk ketika nyetir bisa membahayakan dirinya, dan orang yang ngantuk ketika shalat, lebih membahayakan dirinya.Â
Apa bahayanya?
Dia minta doa sama Allah ampunan, ternyata yang dia ucapkan adalah minta kehancuran buat dirinya. Dia mencela dirinya sendiri.
Dia minta, "Ya Allah aku minta agar engkau berikan kepada hamba kekuatan, ya Allah"
Gara-gara ngantuk, tanpa sadar yang diucapkannya justru "ya Allah aku memohon kepadamu supaya dicabut kekuatan".
Kok minta dicabut?! Maka hati-hati dengan hal ini.
Islam sudah berbicara, yang ngantuk, tidur. Supir ngantuk, tidur. Karena kalau tidak dijaga, memaksakan diri, supir bus memaksakan diri nyapir dalam keadaan ngantuk, dia memejamkan mata sedikit, penumpang semua jadi korban. Itu urusan dunia.
Kalau Urusan akhirat? Ngantuk, kita bisa jadi tanpa sadar justru mendoakan keburukan buat diri kita, buat kedua orang tua kita, naudzubillahi min dzalik. Maka itu merupakan kehancuran buat kita.
Maka ingat! ini sebuah hikmah yang agung. Orang ngantuk itu istirahat obatnya, enggak ada yang lain.
Perintah ini berlaku untuk orang yang ingin mengerjakan shalat tahajud di tengah malam dan sifat shalatnya sunnah. berbeda halnya untuk shalat wajib contohnya shalat shubuh. Maka jangan malah ga shalat karna alasan ngantuk.