Boaz Solossa, Semua orang di indonesia pasti mengenal pemain yang satu ini. Betapa tidak Boaz Solossa adalah salah satu penyerang legendaris dalam sepakbola Indonesia.
Namun menariknya, ketika kita berbicara tentang Boaz secara menyeluruh ternyata bukan hanya sebatas pesepakbola. Melainkan juga pendidikan.
Kenapa demikian?Â
Selama ini kita sering mendapati para pemain sepakbola hanya fokus kepada sepakbola saja. Sedangkan pendidikan bukanlah prioritas bagi pemain sepakbola professional.
Akan tetapi hal itu sepertinya tidaklah berlaku kepada pemain kelahiran Sorong,Papua Barat tersebut.
pasalnya pemain yang pernah menjadi topskor liga Indonesia selama tiga musim yakni pada musim 2008/2009, 2011/2011 dan 2012/2013 Â diketahui baru saja mendapatkan gelar magister yakni M.Si setelah berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Cendrawasih.
Sebelumnya Boaz menempuh pendidikan Strata 1 di Universitas yang sama yakni di Fakultas Ekonomi dan bisnis, sehingga mengambil jurusan Keuangan daerah di tingkat pendidikan Magister bisa dikatakan Linier dengan S1 nya.
Sang pemain juga merayakan momen bahagianya tersebut dengan mengungah foto wisudanya diakun instagram pribadi miliknya tak lupa pula caption menyertai foto momen berharga tersebut.
Dari pencapaian Boaz Solossa terdapat pelajaran berharga bagi kita, yakni kita bisa saja meraih dua hal berbeda dalam hidup jika kita serius memperjuangkan mimpi itu.
Boaz sendiri tentunya harus membagi waktunya dengan efektif dan efisien antara sepakbola dan pendidikannya sehingga tidak ada yang terbengkalai salah satu dari keduanya.
Kata orang akan lebih baik jika kita bisa fokus kepada satu hal saja agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Pernyataan itu tidaklah salah, akan tetapi jika kita sudah benar-benar mengenal diri kita dengan baik serta paham akan kapasitas kita dan yakin kita mampu mengerjakan dua hal berbeda dalam waktu bersamaan mengapa salah satunya harus kita tinggalkan?
Makna bersamaan bukanlah harus di jam, menit ataupun detik yang sama melainkan dalam kurun waktu tertentu.
Sebut saja dalam satu tahun itu kita punya dua perencanaan terhadap dua hal berbeda namun dalam menjalani harinya kita bisa menyelesaikan dua hal tersebut dengan perencanaan dan tujuan yang jelas.
Maka eksekusi saja kedua perencanaan di awal tadi sampai kepada tahapan kamu meraih apa yang kamu inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H