Jika melihat secara umum, menurut penulis pribadi, Ada beberapa faktor yang menghadirkan fenomena diatas, antara lain:
1. Tidak suka punya anak
Hal ini sebenarnya sudah kita dengar sebelumnya. Seorang menikah hanya ingin sebatas menyalurkan hasrat seksual atau "making love" kalau istilah anak zaman sekarang tanpa ingin terganggu dengan anak keturunan.
Entah karna pengen selalu berdua aja atau alasan yang paling sering dikemukan itu karna tidak ingin ribet ngurusin anak keturunan.
Padahal kalau kita fikirkan secara umum, memiliki anak keturunan adalah salah tujuan dari akad sakral pernikahan.yang mana keturunanlah yang akan mewarisi orang-orang diatasnya.
Jika resesi seksual terjadi karna alasan tidak ingin punya anak maka pembaharuan generasi pun akan terhenti.
2. Tidak siap Akan Tangung Jawab Tambahan
Ketika awal menikah itu hidup serasa dipenuhi oleh cinta, dunia pun seakan milik berdua sehingga menjadi bebas melakukan apa saja dengan si dia yang istimewa tanpa terganggu dengan hal lainnya.
Hal ini jauh berbeda ketika di dalam hubungan cinta sudah ada "orang ketiga". Orang ketiga yang dimaksud disini adalah anak.
Ketika si anak mulai lahir ke dunia membuat hubungan yang sebelumnya hanya sebatas Romansa menjadi bertambah tanggung jawabnya.