Secara bahasa makna tafakur itu berfikir, akan tetapi tafakur yang sebenarnya tidak hanya sebatas berfikir saja melainkan menyadarkan diri akan kuasa Illahi
Dengan bertafakur menjadikan diri kita semakin bagus ibadahnya. Orang-orang yang tidak mau bertafakur, ibadahnya dia hanya sebatas rutinitas.
Tentunya orang yang shalatnya sebatas rutinitas berbeda dengan orang yang shalat dengan penuh penghambaan kepada Yang Maha Kuasa tanpa ada pemaksaan.
Bahkan dia bisa bangkit di tengah malam dari tidurnya untuk menjumpai Rabb semesta disaat yang lainnya menghabiskan waktu untuk tidur saja.
Orang yang bertafakur ketika dia shalat malam, kemudian tafakur: Ya Allah, nikmat sekali ternyata shalat malam ini. Ya Allah, makasih ya Allah, Engkau sudah bangunkan hamba. Ya Allah Betapa indahnya ketika kita bisa bermunajat kepada-Mu di sepertiga malam terakhir.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah (sambil) berdiri, duduk, dan di atas pembaringan mereka dan mereka memikirkan dalam penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari azab neraka."
_Q.S Ali Imran:190-191_
Dan tafakkur itu tidak hanya sebatas perkara ritual ibadah tapi juga kekuasaaan yang Maha Kuasa di dunia, seperti yang disebutkan dalam Q.S Ali Imran diatas.
Bertafakur Dalam penciptaan Langit dan Bumi
Ketika melihat langit dan bumi kita pun tersadar akan Maha Karya Tuhan yang luar biasa. Langit yang tujuh lapis dengan apa yang ada di atasnya. Ada matahari, bulan,bintang-bintang, bahkan ada awan.
Bumi yang berbentuk bulat tapi dijadikan seperti hamparan sehingga kitapun bisa berjalan di atasnya. Dan seandainya Allah gerakkan sedikit, terjadilah Gempa seperti apa yang kita lihat di Cianjur baru baru ini
Coba kita pikirkan seandainya bumi ini digerakkan secara terus menerus  dan bumi ini terus diterpa gempa dipastikan manusia tidak akan bisa hidup di bumi ini.
Jadi ketika kita sadar dalam penciptaan langit dan bumi itu ada tanda-tanda kekuasaan dan keeesaan Allah. Kita pun benar-benar menyadari status Allah sebagai pencipta dan status kita sebagai seorang hamba.
Maka dari itu kita pun akan menjadikan penghambaan diri dalam hal ibadah hanya kepada Allah semata. Bertauhid dan tidak syirik adalah salah satu cara mengekspresikan rasa syukur karna sebab tafakkur
Bertafakur terhadap pergantian siang dan Malam
Mungkin sering kita rasakan Kadang kala malam yang lebih panjang, kadang kala siangnya yang panjang. Atau zona waktu yang beda-beda.
Tidak harus membandingkan dengan waktu luar negeri, di Indonesia saja yang masih satu negara memiliki 3 zona waktu yakni WIB WITA dan WIT.
Kenapa bisa seperti itu
terjadi, siapa yang buat seperti itu?
Kenapa tidak satu jenis saja, matahari terbitnya jam lima dan terbenam jam enam. Â namun faktanya ia terus berubah.
Kita memang sering menilai sesuatu hanya dari segi ilmu dunia saja, hal itu terjadi kan karna bumi berotasi dan karna ada gerak semu harian matahari.
Namun kita lupa bahwa ada yang menciptakannya. Masalah Rotasi dan sejenisnya hanya sebatas skenario yang dibuat oleh sang Pencipta itu sendiri.
Sinetron saja ada sutradaranya masa iya dunia dan segala isinya yang sangat luar biasa tidak ada yang mengurusnya?
Manusia diberikan akal dan pikiran agar bisa berfikir dan merenung sehingga menjadi berbeda dengan hewan yang hanya punya nafsu saja.
Dengan membiasakan tafakur dalam setiap kondisi kita, baik dalam keadaan duduk, berdiri dan berbaring membuat kita selalu ingat kebesaran Tuhan serta menyadari bahwa apa yang ada di dunia ini tidaklah diciptakan dengan sia-sia saja.
Maka dari itu manfaatkan jatah hidup di dunia dengan mengabdi pada-nya dan bermanfaat bagi sesama. Dan itu makna sebenarnya dari Tafakkur, yakni ketika kamu merealisasikannya dalam bentuk syukur. Dan cara bersyukur itu dengan memaksimal kehidupan kepada hal-hal positif sehingga hidup pun terasa lebih bermakna dan istimewa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H