Pertandingan matchday kedua penyisihan grup E yang mempertemukan 2 tim kuat Eropa Spanyol vs Jerman adalah salah satu pertandingan big match yang paling ditunggu oleh pencinta si kulit Bundar.
Jika berkaca kepada sejarah Piala dunia, Kiprah timnas Jerman tentunya jauh lebih baik daripada Timnas Spanyol.
Sejauh ini Der Panzer sudah empat kali mengangkat trofi paling bergengsi di jagad sepakbola dunia. Sedangkan La Furia Roja baru satu kali mencicipinya.
Menariknya kedua tim ini pernah berurutan menjadi juara dalam turnamen sepakbola 4 tahunan tersebut. Yakni tahun 2010 untuk Spanyol dan 2014 untuk Jerman
Tahun 2010 tentunya adalah momen yang tidak akan pernah dilupakan oleh tim matador, setelah menjadi juara baru di piala dunia.
Yang mana sebelumnya negara-negara yang pernah jadi kampiun dari turnamen ini adalah Brazil, Italia, Jerman, Argentina, Uruguay, Prancis dan Inggris.
Itu artinya Spanyol menjadi negara ke delapan yang merasakan gelar juara dunia mengikuti kesuksesan 7 negara lainnya.
Gol tunggal Andres Iniesta di babak perpanjangan waktu saat berhadapan dengan Belanda di Partai puncak sudah cukup menbuat negara yang saat ini berada dibawah asuhan Vicente Del Bosque mencatat sejarah penting piala dunia sekaligus mengawinkan gelar Euro 2008 dan Piala dunia 2010.
Sebelum menuju partai puncak, Spanyol yang kala itu dibawah komando Iker Casillas mampu menuntaskan perlawanan Jerman di babak semifinal melalui gol tunggal yang dicetak oleh Carles Puyol.
Jadi, laga kali ini bisa disimpulkan sebagai laga adu gengsi antara dua kesebelasan sekaligus ajang balas dendam piala dunia 2010 lalu.
Manuel Neuer yang kala itu juga termasuk skuad piala dunia 2010 tentunya paham benar rasanya dikandaskan dibabak semifinal sehingga pada akhirnya timnya hanya mendapatkan tempat ketiga setelah berhasil mengalahkan Uruguay di babak perebutan tempat ketiga.
Â
Namun yang menjadi pertanyaan besar para pecinta sepakbola hari ini apakah Der Panzer benar-benar berusaha mengalahkan Spanyol  atas nama gengsi dan harga diri atau malah kembali disibukkan dengan sensasi?
Sudah menjadi rahasia umum jika timnas Jerman di ajang piala dunia kali ini bukan hanya bermain sepakbola tapi juga kampanye LGBT.
Bahkan fokus dari Neuer cs bisa dikatakan lebih ke kampanye politik mengatasnamakan hak asasi manusia yang anti diskriminasi yakni mendukung LGBT, dibandingkan perjuangan dalam menunjukkan peforma terbaik mereka.
Hal itu terbukti saat mereka berhadapan dengan Jepang di laga pembuka. Sempat sempatnya Thomas Muller cs melakukan aksi tutup mulut saat foto tim sebagai bentuk protes mereka terhadap FIFA dan Qatar karna pelarangan menggunakan ban kapten "one love".
Alhasil mereka yang terlalu fokus dengan kampanye politik pun harus takluk dari Jepang. Tentunya ini merupakan kerugian yang besar bagi timnas Jerman.
Kekalahan atas Jepang membuat mereka harus bekerja ekstra untuk bisa memenangkan 2 pertandingan sisa. Termasuk saat menghadapi Spanyol nanti malam.
Seharusnya Jerman bisa belajar banyak dari kebangkitan negara lain yang terlebih dahulu juga pernah menelan kekalahan.
Diantaranya itu dimulai dari Senegal, setelah dikalahkan Belanda dilaga pembuka, wakil Afrika tesebut berhasil bangkit dengan mengalahkan tuan Rumah Qatar dan meramaikan kembalu persaingan grup A sekaligus menyingkirkan tuan rumah.
Selanjutnya di grup B adalah Iran setelah dibantai 6-2 oleh Inggris, negara Persia ini berhasil bangkit dan merebut 3 poin penting saat menghadapi Wales.Â
Ramin cs berhasil mengalahkan Bale cs dengan susah payah yang mana mereka baru bisa memastikan kemenangan di masa injury time.
Kebangkitan juga ditunjukkan oleh wakil Asia  lainya yakni Australia. Setelah dibantai oleh Prancis dengan skor 4-1 di laga pembuka, tim negeri kangguru ini berhasil menang tipis atas Tunisia di laga kedua.
Selain itu tak mau ketinggalan juga Tim Tango. Sama halnya dengan Jerman, Messi cs pun sempat kalah mengejutkan 2-1 dari wakil Asia Arab Saudi.
Akan tetapi dibandingkan meratapi mereka lebih memilih bangkit dilaga kedua dengan  mengalahkan Mexico 2-0 sekaligus memanaskan kembali persaingan di grup C.
Bukan perkara mustahil jika Jerman juga akan mengikuti langkah dari 4 tim tersebut, Walaupun tentunya tidak mudah tapi tidak mudah itu berarti tidak mungkin.Â
Apalagi jika Jerman benar benar serius bermain menghadapi Spanyol. Karna jika kembali kalah Tim Panzer dipastikan akan angkat kaki lebih cepat dari piala dunia Qatar.
Semua itu dikembalikan lagi kepada timnas Jerman, mau menyelamatkan harga diri atau malah lebih tertarik untuk kembali membuat sensasi yang berpotensi dipulangkan oleh Spanyol Lebih dini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H