"Wahai Manusia sesungguhya kami telah menciptakan engkau dari jenis laki-laki dan perempuan bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenal"
Q.S Al Hujurat:13
Ayat diatas adalah ayat yang dibacakan dalam opening Ceremony FIFA World Cup 2022 di Qatar oleh Ghanim Al Muftah. Pemuda kelahiran 20 tahun silam ini adalah seorang penyandang disabilitas karena mengidap CDS (Caudal Regression Syndrom).
CDS inilah yang membuat iya terlahir tanpa kaki dan bagian tubuh bawah lainnya. Akan tetapi ketidak sempurnaan tidak membuatnya menjadi seseorang yang mengutuk diri melainkan terus melanjutkan hidup dan mampu memberikan inspirasi kepada banyak orang dalam hidup ini dengan pencapaiannya selama ini.
Itulah alasan kenapa pemuda kelahiran tahun 2002 ini di jadikan duta piala dunia Qatar tahun ini.Â
Selain itu dinobatkannya sebagai salah satu duta piala dunia seakan mengisyaratkan bahwa Qatar bukalah negara yang deskriminatif Seperti yang dituduhkan oleh negara-negara barat yang mengaitkannya dengan larangan kampanye LGBT dan semisalnya selama pagelaran piala dunia berlangsung.
Sungguh hal luar biasa ditunjukkan oleh Qatar yang tidak suka membalas sebuah kritikan hanya dengan kata-kata semata melainkan dengan bukti yang nyata. Bahkan seorang penyandang disabilitas pun mendapat perlakuan yang sama dengan manusia normal lainnya.
Ayat yang dibacakan pada acara pembukaan piala dunia semalam juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menghormati keberagaman.
Perbedaan yang ada bukan menjadi alasan bagi manusia untuk berpecah belah dan berselisih melainkan membuat kehidupan menjadi lebih berwarna karna perbedaan yang ada membuat kita jadi paham akan kuasa sang pecipta bagi makhluknya di dunia.
Terkait pelarangan kampanye LGBT di Qatar sendiri bukan karna Qatar tidak menghargai hak asasi manusia melainkan ini lebih kepada budaya di suatu negara yang tidak bisa disamaratakan.
Budaya negara timur tengah tentunya berbeda dengan budaya negara barat. Maka sudah selayaknya ketika kita berada disebuah negara yang memiliki kebudayaan yang berbeda, kita menghormati perbedaan di negara tersebut.
Bukankah ketika orang-orang timur tengah mengunjungi negara di benua Eropa dan Amerika akan menghormati budaya yang ada disana? Begitupun harusnya yang dilakukan oleh orang-orang barat ketika berada negara timur dan negara Islam lainnya.
Semoga apa yang ditampilkan Qatar bisa sedikit membuka mata dunia dan bisa mengubah stigma negatif yang selama ini mereka tujukan kepada Qatar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H