Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

8 Miliar Manusia dan Cerita Hutang yang Tidak Ada Habisnya

18 November 2022   18:16 Diperbarui: 18 November 2022   18:59 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat itu saya masih kelas 2 SMA tepatnya di tahun 2014, saya memutuskan jualan pulsa di sekolah dengan niat mencari jajan tambahan. Akan tetapi dari aktivitas jual pulsa malah kebanyakan dari teman saya itu hobinya ngutang.

Kebayang dong jualan pulsa dengan untung yang tak seberapa malah dibebani tambahan hutang. Rasanya itu susah diungkapkan dengan kata-kata.

Namun ada hal yang membuat saya paling sakit hati yang mana sohib saya pun seperti itu dan lebih parahnya sampai sekarangnya hutangnya belum lunas. 

Itu artinya sudah 8 tahun dari waktu itu. Saya sudah coba nagih dengan cara baik-baik tapi hasilnya tidak apik. Yang kemudian perkara tersebut membuat kita menjadi lost contact dalam jangka waktu yang lama

Kadang begitulah manusia udah dibaikin tapi tidak pernah tau makna terimakasih. kita lakuin sesuatu demi kawan sedangkan kawan demikian.

Dan sepertinya dia memang tidak punya hati nurani. Ternyata dia juga berhutang untuk keperluan lain pada kawan yang satu lagi ketika hubungan saya dan dia renggang dan cerita akhirnya sama yakni hutang tidak di bayar olehnya sampai saat ini.

Pernah suatu ketika kami mendatangi rumahnya bukan untuk jadi debt collector melainkan sebagai ajang silaturrahmi karna sudah lama tidak lagi bersua, taunya dia malah melarikan diri dari rumahnya dan kami hanya bertemu dengan ibunya saja.
 
Tapi memang balasan sesuai perbuatan itu nyata adanya. Si dia adalah yang paling cepat menikah diantara kami, tapi  paling cepat juga diceraikan oleh suaminya bahkan dalam keadaan dia sedang hamil anak pertama.

Entah apa yang merasuki pikiran suaminya sampai setega itu? Saya sempat berpikir Apa karna dia tegaan sama kami sehingga orang lain menjadi tega sama dia? Entahlah Allah lebih tau.

Hanya saja dalam hal ini mengandung pelajaran untuk tidak zhalim kepada orang, orang yang kau zhalimi mungkin tidak akan membalas kezhalimanmu itu, namun Allah yang akan membalas kezhalimanmu lewat orang lain.

Bahkan bisa jadi hal buruk yang kau dapatkan lebih parah dari yang kau lakukan. Ingatlah kezhaliman dengan manusia itu tidak cukup dengan meminta ampunan kepada Allah tapi kau harus menyelesaikan masalah dengan manusia tersebut sampai orang yang kau zhalimi ridha dengan engkau.

Kalau saya pribadi tidak akan lagi menagih hutang kepada orang yang memang tidak berniat melunasi hutangnya biarkan saja kita selesaikan nanti di hari kiamat di mahkamahnya Allah dihari engkau akan diadili seadil-adilnya.

Banyak kisah  sebenarnya yang ingin diceritakan terkait masalah hutang piutang, mungkin bisa disambung dilain kesempatan biar tidak terlalu panjang dan membosankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun