Lagian jika kita mau membuka mata dan melihat lebih jelas, tidak ada yang salah dari kebijakan Qatar. Karna Qatar tidak melarang para LGBT itu untuk menonton pertandingan piala dunia di Qatar, yang dilarang adalah aktivitas LGBT secara khusus tersebut.
Jadi wajar saja apalagi Qatar punya undang-undang yang melarang itu bahkan jika seseorang ketahuan melakukan hubungan seksual sesama jenis akan dikenakan hukuman berdasarkan peraturan tertulis di Qatar.
Selain itu sepakbola ya sepakbola, bukan ajang untuk mengkampanyekan ini dan itu demi kepentingan pihak tertentu termasuk didalamnya kepentingannya dari kaum pelangi itu sendiri
Memang sepakbola sekarang agak mulai sedikit melenceng dari inti yang sebenarnya karna banyak kampanye lain yang masuk kedalamnya.
Tentu kita masih ingat kampanye besar-besaran negara tertentu saat terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina yang membawanya keranah sepakbola atas nama perdamaian dan mengecam aksi invasi Rusia? Tapi disisi lain dunia seolah menutup mata atas apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Jika pelarangan kampanye LGBT dianggap sebagai tindakan diskriminasi maka apa yang terjadi terhadap palestina lebih layak dikatakan diskriminasi.
Kalau memang niatnya mau berbuat keadilan, coba terapkan keadilan dengan sebenar-benarnya keadilan.Â
Istilahnya itu tidak labil layaknya anak ABG yang baru mengenal cinta, kadang begini kadang begitu suka berubah layaknya cuaca di musim pancaroba.
Kesimpulan yang bisa diambil adalah perlakukan sepakbola layaknya sepakbola bukan menjadi ajang mengkampanyekan sebuah kepentingan apalagi sampai menimbulkan kegaduhan yang merusak citra sepakbola itu sendiri.
Jika kita menempatkan sesuatu pada tempatnya dipastikan tidak akan terjadi gesekan-gesekan yang tidak dinginkan dan akan mendapatkan kemudahan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.