Dalam dua hari ini kita sempat dihebohkan dengan berita yang beredar tentang ditemukan jenazah mati secara bersamaan yang diduga karna kelaparan yang terjadi di wilayah Jakarta Barat, tepatnya dikawasan Kalideres.
Penulis pribadi membaca isu pertama kali di sebuah platform sosial media. Miris memang di zaman modern seperti saat ini jika masih ada yang mati karna kelaparan.
Dugaan mati karna kelaparan terhadap jasad yang mengering itu setelah dilakukannya proses otopsi terhadap keempat jenazah tersebut yang mana tidak ditemukan sama sekali sisa makanan di lambung mereka. Selain itu juga tidak ditemukan persediaan stok makanan menta dirumahnya.
Dan yang lebih anehnya lagi keluarga tersebut bukanlah keluarga miskin dilingkungannya, bahkan setelah ditelusuri  ke tempat kejadian perkara (TKP) selain memiliki rumah yang lumayan bagus, ia juga memiliki kendaraan berupa motor dan mobil.
Jadi agak ajaib rasanya jika mereka tidak punya uang untuk sebatas membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya sedangkan untuk kebutuhan tersier mereka mampu untuk membelinya.
Dan hal tersebut kembali diperkuat oleh ketua RT yang mengatakan bahwa keluarga tersebut adalah keluarga mapan serta bukan penerima Bantuan Sosial (Bansos)
Namun entalah, dunia sekarang semakin lama semakin aneh saja, bahkan banyak hal yang terjadi diluar jangkauan akal manusia.
Atau mungkin keluarga tersebut sedang mengamalkan sebuah ritual yang tidak membolehkan makan dalam jangka waktu yang lama?Â
Bisa saja, karna banyak ilmu tertentu yang bisa didapatkan dengan syarat melakukan suatu amalan di luar nalar manusia normal.
Ini hanya asumsi penulis semata bukan sebagai referensi untuk semua. Hanya mereka dan Tuhan yang tau apa sebenarnya penyebab kematian berjamaah tak biasa yang menimpa mereka.
Namun penulis ingin menyampaikan pesan dari sudut pandang lain. Karna memang dalam setiap kejadian selalu memberikan pelajaran. Begitupun dalam hal ini.
Mungkin disisi lain hal ini mengajarkan kita sebuah konsep peduli. Kepedulian akan sesama harus ditumbuh kembangkan dalam diri kita.
Terlepas dari kisah tadi, cobalah kita menjadi manusia yang memperhatikan orang-orang disekitar kita.Â
Mungkin disana ada dalam posisi sedang membutuhkan bantuan tapi tidak pernah memilih menjadi peminta-minta dan memilih diam saja, maka dari itu kita yang harus belajar  lebih peka untuk membantu sesama. Ingatlah, kebaikan yang kau lakukan tidak pernah sia-sia dan sangat bernilai di hadapan Rabb Semesta.
Berbicara tentang kepedulian, membuat penulis teringat pesan terakhir Rasulullah sebelum meninggalksn dunia ini "Jagalah shalat dan bantulah orang-orang yang lemah di antara kalian"
Semoga yang diberikan kelebihan harta diringankn tanganya untuk membantu sesama.
Sekian dari saya. Salam hangat, semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H