Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cukai Rokok Naik Lagi, Saatnya Berhenti

5 November 2022   07:08 Diperbarui: 5 November 2022   07:32 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rokok/KONTAN

Merokok sudah membudaya di Indonesia dan menjadi kebiasaan bagi kaum pria. Konon katanya bukan pria namanya jika tidak merokok.

Sangat disayangkan asumsi negatif dijadikkan pembenaran untuk kebiasaan yang tidak benar.  Padahal dikemasan rokok sudah tertulis "Merokok itu Membunuhmu"

Banyak bahaya yang mengintai yang dapat membahayakan kesehatan mulai dari masalah paru-paru sampai dengan tahapan membahayakan kesehatan orang lain.

Namun karna sudah menjadi kebiasaan, membuat mereka tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitar, maka tak heran di tempat umum pun sama. Mereka merokok dengan sebebas-bebasnya karna tak ada lagi kepedulian dengan sesama.

Jadi, ketika anak-anak ikutan merokok karna orang tuanya merokok menjadi wajar saja. Karna gimana ceritanya orang tua melarang anaknya merokok sedangkan dirinya sendiri merokok. Orang tua yang harusnya menjadi contoh teladan malah memberikan contoh yang buruk.

Tahun 2023 cukai rokok dikabarkan akan kembali dinaikkan sebesar 10% dengan tujuan untuk mencegah konsumsi rokok di kalangan anak-anak yang berusia 10-18 tahun

Menteri keuangan, Sri Mulyani menyatakan bahwa itu adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yakni menurunkan tingkat konsumsi rokok kalangan remaja yaitu bisa turun sekitar 8,7% di tahun 2024

Selain itu data menunjukkan bahwa konsumsi rokok mencapai 12,21%  bagi masyarakat miskin perkotaan dan 11,63% masyarakat miskin pedesaan yaitu menempati urutan kedua dalam hal konsumsi. 

Ini tentunya sangat parah sekali mengingat tingkat konsumsi dari rokok itu sendiri hanya kalah dari konsumsi beras saja. Ia mampu mengalahkan makanan-makanan jenis lainnya.

Namun apakah kenaikan cukai rokok tadi bisa menjadi solusi agar masyarakat mau berhenti dari kebiasaan buruk ini?

Penulis rasa belum tentu karna secara historikal pun cukai rokok sudah beberapa kali dinaikkan tapi perokok masih saja melanjutkan aktivitas merokoknya. Karna memang faktor utama yang membuat seseorang berhenti merokok harus berasal dari faktor internal bukan eksternal.

Gimana maksudnya?
Faktot internal yang penulis maksud disini adalah kesadaran dan motivasi dari perokok itu sendiri, Karna motivator terbaik adalah dirimu sendiri.

Lalu apa yang bisa memotivasi untuk berhenti, kan merokok itu salah satu cara untuk menikmati hidup?

Banyak cara kok untuk bisa menikmati hidup tanpa harus membahayakan kesehatan. Kenapa rokok jadi terasa nikmat padahal yang dihisap dan dikeluarkan itu asap?. Karna sudah dijadikan kebiasaan secara berkelanjutan.

Coba aja dari awal ga merokok pasti ga ada sensasi nikmatnya. Buktinya kita yang wanita tidak tertarik sama sekali untuk merokok bahkan merasa terganggu oleh kepulan asap rokok yang ada.

Maka dari itu buat para perokok cobalah untuk memikirkan orang lain bukan hanya dirinya sendiri. Bukankah anda itu punya anak, istri ataupun jika belum berkeluarga dalam ikatan pernikahan anda masih punya saudari perempuan dalam ikatan darah.

Apa anda tidak sayang dengan keluarga anda? Jika masih sayang berhentilah dan niatkan demi kebermanfaatan bersama bukan malah melanjutkan merokok karna keegoisan semata.

Tapi kan merokok itu candu? Suruh orang berhenti sih gampang aja lakuinnya bisa ga? Mungkin itu diantara bentuk komplain dari kaum laki-laki bila dingati.

Iya benar rokok itu candu. Sehingga udah pasti ga bisa dia mode berhentinya tiba-tiba, maka dari itu  bisa dilakukan secara bertahap yakni mengurangi frekuensi merokok. 

Jika biasanya anda merokok 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari, lalu menjadi hanya 1 kali sehari dan sampai kepada tahapan merokok menjadi tidak menarik lagi.

Move on dari mantan aja kamu bisa, masa iya move on dari rokok kamu ga bisa?. Kamu ga selemah itu kan?

Yuk sama-sama berkontribusi untuk menciptakan lingkungam yang bebas polusi. Mari menerapkan gaya hidup sehat, semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun