Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Kita adalah Santri

21 Oktober 2022   15:11 Diperbarui: 21 Oktober 2022   16:32 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuntut ilmu itu sepanjang hayat karna apa yang kita jalani di dalam hidup ini membutuhkan ilmu untuk membimbingnya agar senantiasa berada dijalur yang benar sampai tiba waktunya untuk pulang

22 Oktober diperingati sebagai hari santri nasional. Namun bagi penulis sendiri momentum hari santri ini bukanlah sebatas peringatan tapi memiliki makna yang mendalam.

Bagi sebagian orang menjadi santri dipandang sebelah mata, karna menganggap mereka tidak punya masa depan. Dalam artian mereka kurang ilmu dunianya. Tapi sejatinya merekalah yang lebih punya masa depan. Yakni akhirat yang lebih kekal.

Negeri akhirat adalah negeri dimana kamu dan semuanya mendapatkan balasan dari lelahnya beramal selama hidup di dunia. Tidak mengapa sekarang lelah yang penting lillah sehingga apa yang kamu jalani pun menjadi berkah. Berkah secara istilah agama diartikan dengan kebaikan yang tidak pernah putus (langgeng).

Selain itu banyak opini yang berhamburan diluar sana bahwa untuk menjadi orang yang taat beragama harus menempuh pendidikan berbasis pesantren (mondok). Padahal kenyataannya ketaatan adalah keharusan bagi setiap manusia yang menyadari dirinya berstatus sebagai hamba.

"Dan tidak Ku-ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku"
Q.S Adz Dzariyat:56

Semua manusia adalah hamba yang mempunyai kewajiban untuk mentaati sang pencipta. Tidak harus menjadi santri melainkan hanya perlu tau diri bahwa kita memiliki kewajiban terhadap illahi.

Setiap kita adalah santri. Walaupun tidak pernah mondok bukan berarti kita bisa berbuat sesuka hati. Tidak masalah kamu hanya mengenyam pendidikan di sekolah umum tapi kamu tetap belajar agama dengan segala akses kemudahan yang ada saat ini.

Jadilah orang yang berilmu yang dengan ilmu itu membuatmu takut kepada Allah. Takut kepada Allah (khauf) tidaklah sama dengan takut kepada hewan buas. Takut kepada hewan buas membuatmu menjauh tapi takut kepada Allah akan membuatmu semakin dekat dan taat dan membentengi diri dari perbuatan maksiat

Berbaurlah dengan Circle pertemanan yang membuatmu lebih baik dalam hal keagamaan. Apalagi saat ini buat kamu yang kuliah sekalipun sudah ada wadah yang membuatmu bisa bersama didalam kebaikan dengan kehadiran Lembaga Dakwah Kampus (LDK) disetiap kampusnya.

LDK adalah organisasi kerohanian yang membina mahasiswanya menjadi kader dakwah. Tak peduli apapun latar belakangmu yang penting kamu punya niat untuk berbenah dan menuju kearah yang lebih baik lagi. Bahasa gampangnya itu LDK adalah "santri ala kampus"

Sama halnya dengan pesantren, LDK juga bukanlah tempat orang-orang yang sudah baik melainkan tempat orang-orang ingin menjadi lebih baik. 

LDK bisa menjadi tonggak awal generasi penerus bangsa yang bermartabat dan intelektual. Yang tidak hanya pintar secara duniawi tapi juga bagus secara ukhrawi, Karna Indonesia tidak kekurangan orang-orang pintar, tapi Indonesia krisis orang-orang baik yang berkarakter, amanah dan  bertanggung jawab sehingga pesantren dan LDK bisa menjadi jawaban untuk membina manusia yang bisa memberikan perubahan bagi negara bukan karna faktor kepentingan pribadi melainkan untuk kepentingan semua orang di negeri ini.

Demikian bahasan kali, semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun