Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tips Investasi Anti Panik

22 September 2022   06:49 Diperbarui: 22 September 2022   07:11 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa nih yang deg-degan lalu panik ketika cek portofolio investasi yang anda miliki malah berubah warna dari hijau menjadi merah

Tenang aja, anda tidak sendirian dan usahakan untuk tidak panik. Nah, pada hari ini penulis ingin menulis tentang hal apa saja yang bisa dilakukan saat pasar naik turun (berfluktuasi).

Setidaknya dalam bahasan kali ini penulis akan mengemukakan 5 poin. Mari tidak usah berlama-lama, lebih baik langsung kita bahas aja.

1. Melakukan analis review

Lakukan analisis atas portofolio investasi anda, dalam hal ini bisa dimulai dengan cara melakulan evaluasi tujuan keuangan, jangka waktu  dan jenis reksa dana yang anda pilih. 

Misalnya, untuk tujuan keuangan DP rumah pertama 5 tahun yang akan datang di Reksa Dana Saham (RDS) terpantau merah. Lebih baik Santai saja, karena memang pergerakan dari RDS  sendiri memang cenderung berfluktuasi. Kamu bisa terus lanjutkan top up untuk investasi sesuai dengan tujuan keuangan kamu.

Tapi, jika seandainya pemilihan reksa dana anda dirasa kurang sesuai, anda bisa memindahkan reksa dana tersebut ke portofolio tujuan keuangan lainnya. sebagai contoh, anda sudah terlanjur berinvestasi di RDS untuk tujuan "Dana Darurat". 

Di sini anda bisa memindahkan RDS yang anda miliki untuk tujuan keuangan yang lebih panjang yakni untuk "Dana Pensiun".

Sedangkan Untuk dana darurat sendiri
Lebih cocok disimpan pada reksa dana pasar uang (RDPU) karna pergerakannya yang terbilang sangat stabil mengalami peningkatan

2.Menentukan Profil Risiko Investasi

Jika anda adalah seorang investor yang agresif dan lebih banyak berinvestasi di Reksa Dana Saham (RDS) akan tapi merasa insecure dengan kondisi pasar saat ini, mungkin sementara waktu bisa mengalihkan alokasi dananya ke instrumen yang lebih rendah risiko. Misalnya ke instrumen RDPU

Selain itu Kamu juga bisa berinvestasi pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tetapi jangan lupa untuk memperhatikan masa penawarannya. Akan tetapi, ada beberapa ketentuan saat berinvestasi di SBSN. 

Selain masa penawaran, ada juga ketentuan minimal investasi sebesar Rp 1 juta dan tenor yang harus dipatuhi sehingga uang anda itu baru bisa diambil 2-3 tahun ke depan. Namun akan lebih baik untuk mencoba instrumen investasi lainnya daripada memilih untuk tidak menabung sama sekali.

3. Menerapkan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

Strategi DCA itu artinya anda rutin menabung dengan nominal yang sama pada setiap bulannya. Saat anda memilih untuk menerapkan strategi DCA ini, maka anda akan memperoleh harga rata-rata beli di tengah kondisi naik-turunnya pergerakan reksa dana sehingga keuntungan investasi yang anda dapatkan menjadi lebih optimal.

So, bagi anda yang sudah menerapkan investasi dengan strategi DCA ini, anda tidak perlu khawatir. Apalagi investasi dengan cara strategi DCA tidak membutuhkan modal yang besar, karena yang anda butuhkan adalah konsistensi untuk investasi setiap bulannya.

4. Terus Belajar

Ilustrasi belajar/Akseleran
Ilustrasi belajar/Akseleran
Di tengah kondisi pasar yang naik turun, saatnya  bagi anda mempelajarinya apa yang sedang terjadi. Dengan memahami kondisi saat ini, bisa membuat anda menjadi lebih tenang dan tidak bikin anda gampang panik.

Untuk Saat ini, mudah banget untuk mencari sumber informasi tentang investasi agar bisa dipelajari. Tidak  hanya dari buku, kamu bisa membaca artikel tentang investasi di internet melalui gadget, mendengarkan podcast soal investasi, sampai join kelas investasi yang diadakan oleh lembaga terpercaya.

5. Jangan Terlalu Sering Cek Portofolio Investasi

Cara ini mungkin terdengar remeh, tapi kalau dipikir-pikir itu ada benarnya. Karna jika anda terlalu sering mengecek pergerakan reksa dana yang ada di portofolio anda, yang ada malah bisa bikim anda jadi resah, galau dan susah fokus. 

Lebih baik bagi anda untuk mengecek portofolio anda secara berkala misalnya per 3 bulan atau bisa setiap 6 bulan sekali.

Sebagai gantinya, lakukan hal-hal lain yang membuat anda tetap bersemangat. Selain menambah active income agar anda bisa top up untuk investasi yang lebih banyak lagi, anda juga bisa fokus untuk melakukan hobi yang anda sukai sehingga tidak terus-terusan melihat portofolio anda. 

Jadi, biarkan saja portofolio yang anda punya dan dirimu sendiri pun bosa terus tumbuh secara bersamaan.

Dari 5 poin yang telah penulis jelaskan di atas, poin yang mana saja yang sudah anda lakukan saat menghadapi pergerakan pasar yang cenderung naik-turun?

Semoga artikel kali ini, bisa membuat anda memahami harus melakukan apa sajakah saat menghadapi kondisi naik turunnya portofolio investasi anda.

Penulis rasa cukup sekian. Salam Literasi, Salam Investasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun