Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Risiko yang Akan Kamu Hadapi Jika Tidak Paham Financial Literacy

24 Agustus 2022   17:52 Diperbarui: 24 Agustus 2022   17:55 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi:DetikFinance

Halo kompasianer dan Reader semuanya. Senang rasanya bisa kembali menyapa, semoga teman-teman semua dalam keadaan sehat dan semangat dalam menjalani segala aktivitas didalam kehidupan ini

Seperti yang sudah penulis bahas pada topik financial sebelumnya, secara umum ada 3 aspek yang harus dipahami dari literasi keuangan (Financial literacy) yaitu Basic Money Management, Perencanaan Tujuan Keuangan, dan Investasi. Jika kamu tidak menyadari  akan pentingnya 3 aspek literasi keuangan tersebut, maka akan ada risiko yang timbul dikemudian hari terutama dalam hal kesejahteraan keuanganmu di masa yang akan datang.

Apa saja sih  risiko yang akan kamu hadapi? Yuk kita bahas satu persatu supaya ini bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita semuanya

1. Tidak Punya tabungan Untuk Masa Depan
Salah satu aspek literasi keuangan adalah Basic Money Management. Jika kamu sama sekali tidak memahami cara mengelola keuangan yang baik, kemungkinan kamu akan sering mengalami overspending. maka tidak jarang, banyak orang terjebak dalam perilaku impulsive buying, misalnya karena keseringan self reward atau bahkan dalam tingkatan tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. 

Pada akhirnya pemborosan ini bisa membuat kamu tidak memiliki tabungan di masa depan karena uang kamu habis dibelanjakan semua dimasa sekarang dan yang lebih parahnya gajian cuma numpang lewat di awal bulan.

Supaya hal itu nggak sampe kejadian, kamu bisa mulai menerapkan basic money management. Misalnya dengan cara melakukan budgeting sebelum tanggal gajian. 

Kenapa harus sebelum gajian? Supaya saat hari bahagia itu tiba, kamu nggak terlalu impulsif untuk membeli sesuatu yang nggak perlu karena kamu sudah tau berapa batas pengeluaran kamu. Ini adalah tips budgeting alias alokasi anggaran yang harus benar-benar kamu patuhi

2. Terlilit Hutang

1661337237347-6306000d3adb472225291702.jpg
1661337237347-6306000d3adb472225291702.jpg
Sumber ilustrasi: MediaNetika

Setiap orang tentunya memiliki tujuan keuangan yang berbeda-beda. Namun, ada hal yang dapat kamu tempuh dalam rangka mencapai tujuan keuanganmu tersebut, yaitu dengan menabung atau berhutang. Cara yang pertama sudah lumrah dilakukan dikalangan masyarakat. Sedangkan untuk cara yang kedua, yakni berhutang tidak selalu menjadi pilihan buruk juga kok. Namun  dengan catatan tidak mengganggu cashflow bulanan kamu.  

Coba pikirkan, jika kamu berhutang untuk membeli motor, tapi cicilan bulanannya mencapai 50% dari pendapatan bulanan kamu. Pastinya akan berat banget, iya ga?

Nah, dengan memahami financial literacy, kamu jadi tau kalau batas cicilan hutang yang ideal itu sebaiknya tidak melebihi 35% dari pendapatan bulanan kamu. Dengan begitu, pos pengeluaran lain tidak akan terganggu dan kamu pun tidak perlu lagi, menambah utang baru untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

3. Terjerat Investasi Bodong

Sumber ilustrasi:DetikFinance
Sumber ilustrasi:DetikFinance
Saat ini, banyak sekali produk investasi yang ada di pasar modal Indonesia yang bisa kamu pilih seperti saham, reksa dana, obligasi, sukuk, ETF dan produk investasi lainnya. Namun, sebelum memutuskan berinvestasi, ada baiknya kamu mempelajari terlebih dulu tentang produk investasi yang cocok untuk kamu, mulai dari cara kerjanya, keuntungan dan risikonya, serta apakah sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kalau kamu nggak paham dan mudah percaya begitu aja dengan produk investasi hanya  karna iming-iming return yang besar dan bikin kamu cepat kaya, maka dipastikan kamu menjadi rentan untuk terjerat investasi bodong.

 Perlu diingat bahwa ciri investasi bodong yang paling lazim adalah menjanjikan keuntungan yang besar dalam waktu singkat, sifatnya tidak transparan, tidak terdaftar dan diawasi oleh OJK bahkan ujung-ujung malah menganut skema ponzi dengan sistem member get member.

Investasi bodong itu sangatlah berbahaya dan sudah memakan banyak korban. Bahkan secara faktanya, Satgas Waspada investasi Otoritas Jasa Keuangan (SWI OJK) mencatat total kerugian yang terjadi karna investasi bodong dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir mencapai Rp 117 triliun rupiah.

Gimana pendapatnya teman-teman? Semoga kita semua terhindar dari tiga hal yang sudah disebutkan tadi. Bagaimana caranya? Ya dengan cara memahami financial literacy dong. Demikian bahasan edisi ini semoga bisa sedikit memberikan informasi. Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun