Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bersinergi Bersama untuk Kemajuan lndonesia dengan Investasi Hijau

16 Juli 2022   17:13 Diperbarui: 16 Juli 2022   17:20 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi:Blog.RivanKurniawan.com

Hai sobat semua, para pembaca setia. Dalam artikel kali saya akan sedikit mengulas sebuah agenda besar yang sedang berlangsung di Indonesia selaku pemegang presidensi G20.

Sebelum berbicara terlalu jauh saya ingin mengajak para pembaca untuk terlebih dahulu berkenalan dengan G20. Apa itu G20? G20 (Group of twenty) adalah forum kerjasama multilateral yang terdiri  dari negara-negara benua Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika yang saling berkolaborasi untuk memajukan bidang ekonomi dan politik dunia. 

Forum yang didirikan 23 tahun silam ini berawal dari inisiatif beberapa negara maju yang lazim disebut G7 (Group of Seven) yang terdiri dari jerman, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, Kanada dan Jepang. Kekuatan minoritas pada awalnya ternyata belum mampu berbuat banyak untuk dunia sehingga yang awalnya terdiri dari 7 negara kemudian berevolusi menjadi 20 negara untuk menebarkan pengaruh yang lebih besar terhadap dunia sehingga lahirlah G20 pada akhirnya.

Sumber ilustrasi: ilmupengetahuanumum.com
Sumber ilustrasi: ilmupengetahuanumum.com

Saat ini anggota G20 terdiri dari 20 negara yaitu: Argentina, India, Indonesia, Italia, Australia, Brazil, Kanada, China, Prancis, Jerman, Jepang, Mexico, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan negara khusus Uni Eropa. 

Kolaborasi dari 20 negara tersebut telah mampu mengatasi banyak permasalahan dunia diantaranya adalah mengatasi krisis besar yang melanda dunia ditahun 2008 silam. G20 turut andil dalam mengubah tata kelola keuangan global dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi dalam skala besar.

Selain itu G20 juga mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF (International Monetary Fund) dan lain sebagainya sehingga dianggap telah membantu dunia untuk kembali ke jalur pertumbuhan setelah mengalami kemunduran serta mendorong beberapa perubahan penting lainnya dibidang keuangan dan yang terbaru adalah G20 ikut serta mengatasi permasalahan pandemi covid-19 .

Saat ini Indonesia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi pemegang presidensi G20 selama satu tahun yaitu sejak Desember 2021-November 2022 dimana puncak dari agenda besar ini adalah 15-16 November di Bali. Tentunya ini menjadi sebuah kehormatan  yang besar bagi Indonesia bisa berbuat banyak untuk dunia. 

Mengusung tema "Recover Together Recover Stronger" seakan mengisyaratkan suatu pemulihan bersama bagi seluruh dunia setelah ditimpa banyak masalah karna sempat diterjang oleh pandemi covid-19.

Sumber ilustrasi:EkonomiBisnis.com
Sumber ilustrasi:EkonomiBisnis.com

Covid-19 telah memporak-porandakan segalanya dan membuat banyak hal harus diperbaiki termasuk dalam hal ekonomi yang menjadi tonggak kemajuan utama bagi suatu negeri. Dan tentunya dalam memperbaiki kembali perekonomian dunia harus dibarengi sinergi dan partisipasi bersama dari banyak negara. Karna dengan bekerjasama kita menjadi lebih kuat. Maka dari itu G20 ini ada sebagai wadah kerjasama yang mendunia memperbaiki segalanya.

Apresiasi khusus juga untuk Bank Indonesia selaku Bank Sentral yang tidak hanya berperan penting dalam menjaga kestabilan keuangan Indonesia tapi juga mendukung penuh terselenggaranya agenda besar G20 ini yang bahkan memberikan kesempatan bagi kami yang hanya rakyat biasa untuk bisa ikut serta berpartispasi dalam agenda langka ini melalui event  G20 BI-Stronger Fest Articel Writing Challenge. Dalam momen krusial kali ini izinkan saya sedikit memberikan pandangan untuk kemajuan negeri kita tercinta.

Perlu sobat kompasianers ketahui bahwa investasi adalah salah satu upaya yang bisa memajukan sebuah negeri dan hal yang lebih penting dalam investasi adalah ketika Indonesia bisa menerapkan investasi yang ramah lingkungan bukan malah merusak lingkungan dan habitat makhluk hidup. Jenis investasi yang lazim dikenal dengan invetasi hijau adalah salah satu hal yang bisa diterapkan. Yang bahkan kita tau bahwa di negara adidaya seperti Amerika serikat sudah mulai menerapkan peraturan yang mengharuskan investor itu untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang memperhatikan aspek investasi hijau yaitu Enviroment, Social dan Governance (ESG) . Tidak menjadi hal mustahil bahwa Indonesia juga bisa melakukan hal yang serupa ditambah lagi Bursa Efek Indonesia sendiri pun telah mengeluarkan indeks khusus saham yang ramah lingkungan Sejak Juni 2009 lalu yaitu IDX SRI KEHATI yang mana indeks ini diluncurkan dan bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI).

Dilansir dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) indeks ini memuat 25 saham yang mendorong usaha berkelanjutan dan memiliki kinerja yang baik serta memiliki kesadaran untuk menjaga kelangsungan lingkungan hidup dan juga memiliki tata kelola yang baik yang lazim disebut dengan Suistainable Investment Responsible (SRI).

Sumber Ilustrasi:Blog.RivanKurniawan.com
Sumber Ilustrasi:Blog.RivanKurniawan.com

Selain itu pada Desember 2020 pun BEI meluncurkan indeks ESG kedua yaitu IDX ESG LEADER. Tak cukup sampai disitu Indonesia Stock Exchage (IDX)juga kembali meluncurkan dua indeks terbaru ditahun 2021 yaitu ESG sector Leader IDX KEHATI dan indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI. indeks ESG Sector Leader memuat saham-saham yang memiliki kinerja apik ESG yang berada diatas rata-rata sektornya. Selain itu juga memiliki likuiditas yang sangat baik dengan mengacu pada IDX-IC (IDX Industrical Classification). Sedangkan indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI itu lebih kepada mengukur kinerja 45 perusahaan terbaik yang menerapkan ESG dari hasil penilaian kinerja keuangan perusahaan dan penilaian ESG dan juga memiliki likuiditas yang baik.

Dengan demikian sampai saat ini BEI sudah merilis 4 indeks saham ESG. Dan 2 indeks terbaru yang diluncurkan sekaligus memenuhi kebutuhan dari para investor, baik investor lokal maupun global terhadap investasi dipasar modal Indonesia terhadap perusahan yang menerapkan aspek ESG. Untuk perusahaan-perusahaan yang masuk indeks tersebut juga diberlakukan evaluasi mayor dan evaluasi minor.

Evaluasi Mayor bertujuan untuk melakukan pemilihan kembali serta pembobotan ulang atas konstituen indeks, yang akan dilakukan setiap akhir Mei dan November.

Sedangkan Evaluasi Minor yang bertujuan untuk memperbarui faktor free float serta melakukan pembatasan ulang atas bobot saham akan dilakukan pada akhir Februari dan Agustus. Hasil evaluasi indeks akan berlaku efektif di Hari Bursa pertama pada bulan berikutnya.

Perusahaan  yang lolos seleksi mempertimbangkan kriteria-kriteria ESG berdasarkan sektor atau materialitas eksposur perusahaan. Dimana Kriteria environment terdiri atas produk dan inovasi berkelanjutan, sumber daya alam, penggunaan energi, emisi gas rumah kaca, serta manajemen limbah.

Sedangkan kriteria social mencakup aspek pelatihan dan pengembangan, kebijakan SDM, kesehatan dan  keselamatan kerja, perlindungan hak konsumen dan keamanan produk, dan dampak sosial lingkungan.

Sementara itu, kriteria governance mencakup perlindungan hak pemegang saham, kompetensi dan peran dewan komisaris dan direksi, keterbukaan informasi, etika bisnis, dan praktik manajemen keberlanjutan.

Dalam hal ini dari 45 saham terbaik di indeks tersebut juga dipenuhi oleh perusahaan dalam berbagai sektor seperti sektor energi, properti, kesehatan dan lain sebagainya bahkan tak terkecuali dari sektor keuangan itu sendiri yang juga  ikut masuk indeks ESG terpilih yang didominasi oleh bank-bank besar seperti BNI, BRI, Bank Mandiri, BCA, BTN dan bahkan tidak mau ketinggalan juga bank-bank daerah seperti Bank Jawa Barat dan Bank Jawa Timur yang memang kesemua bank tersebut terbuka dalam hal pembiayaan kepada industri-industri hijau dan UMKM.

Momentum G20 harusnya bisa dimaksimalkan oleh Indonesia untuk menggaet para investor global agar berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan ESG sehingga tidak hanya investasi yang bisa menjaga keberlangsungan lingkungan hidup melainkan juga dengan Investasi tersebut bisa semakin memperbaiki ekonomi negeri ini. Mengingat juga di G20 Indonesia merupakan satu-satunya negara kawasan Asia Tenggara yang terlibat didalamnya. Ini merupakan kesempatan yang sangat bagus ketika negara berkembang bisa berada dibarisan negara maju yang terkenal adidaya dibidang ekonominya. Tentunya sangat diharapkan dengan investasi hijau bisa membawa banyak perubahan bagi Negeri ini.

Merah putih akan berjaya jika sumber daya manusia mau bekerja ekstra membangun bangsa bersama. Dengan wadah yang sudah tersedia kita harapkan bisa pulih bersama dan memajukan Indonesia tercinta serta memberikan citra yang baik dimata dunia. "Recover Together, Recover Stronger" itu nyata. Investasi hijau akan mampu membawa indonesia menemukan kejayaannya. Majulah Indonesiaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun