Mohon tunggu...
Raudhatul Bilkis
Raudhatul Bilkis Mohon Tunggu... Animator - Mahasiswa

Tadris Matematika IAIN Jember Jangan bingung, mulai aja dulu..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Relevansi Karakteristik Pesantren

27 Mei 2020   20:24 Diperbarui: 27 Mei 2020   20:21 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelumnya kita telah mengetahui makna, tujuan dan misi dari adanya pesantren. Pada bahasan kali ini, akan diulik pola umum pendidikan yang ada di pesantren, kultur, dan metode pembelajaran yang diterapkan di pesantren. 

Pesantren merupakan suatu tempat pendidikan ilmu agama dari kyai kepada santrinya. Pada umumnya lingkungan pesantren meliputi masjid, kyai, santri, pesantren (pondok) serta adanya pembelajaran kitab klasik (kitab kuning). Hal-hal inilah yang terkumpul dalam pola umum pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren merupakan lembaga  pendidikan yang dikenal dengan sistem asrama atau mondok. 

Pendidikan pesantren ini sebagai tempat mendalami ilmu agama islam, yang dijadikan sebagai pedoman hidup serta di dalamnya sangat menekanankan moral bersosial masyarakat. Kyai merupakan tokoh sentral dalam pendidikan pesantren, yakni sebagai gurunya, dan masjid merupakan sebagai tempat lembaganya. 

Kultur pesantren merupakan budaya yang ada pada pesantren yang dapat mempengaruhi pola fikir, karakter, akhlak, dan mental para santri melalui bimbingan dan pengawasan dari kyai maupun ustadz. 

Pengajaran yang ada di pesantren mengharapkan agar santri menjadi pribadi yang unggul dalam beribadah serta berperilaku di lingkungan masyarakat. Budaya ini ditunjukkan dengan ketaatan dalam melaksanakan peraturan-peraturan dan pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di dalam lingkungan pesantren. 

Ada beberapa unsur yang diterapkan dalam kultur pesantren, yakni yang terdapat pada sistem pengajaran, yaitu pesantren menggunakan sistem sorogan, badongan, hafalan, dan musyawarah, yang saat ini menjadi sistem klasikal yang dikenal dengan sistem madrasah atau sekolah.

Meskipun pesantren terfokus pada ilmu agama, namun pengajaran dalam pesantren juga memberikan illmu pengetahuan yang tidak lepas dari ilmu agama, seperti contohnya ilmu alat (nahwu-shorof), bahasa Arab, serta ilmu lainnya. 

Selain itu, pesantren juga memberikan ilmu berupa keterampilan yang nantinya bisa dikuasai santri dalam bermasyarakat, seperti contohnya kesenian hadrah, sholawat, dan lain sebagainya.

Metode pembelajaran yang ada di pesantren merupakan sistem pembelajaran tradisional yang mencakup metode sorogan, bandongan, bahtsul masail, pengajian pasaran, hafalan, serta riyadhoh. 

Selain itu terdapat pesantren yang menerapkan sistem pembelajaran yang dipadukan dengan pendidikan modern serta mendirikan lembaga-lembaga pendidikan umum, seperti MI, Mts, MA, dan SMK yang mana pada sekarang ini melahirkan dua bentuk wajah pesantren, yakni pesantren salaf yang menerapkan sistem pembelajaran klasikal (tradisional), dan pesantren modern yang menerapkan sistem pembelajaran dipadukan dengan sistem pendidikan umum (modern). 

Akan tetapi, tujuan dari keduanya sama yakni untuk mendidik calon-calon ulama yang paham akan agama dan dapat menyelesaikan masalah  yang terjadi di tengah-tengah umat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun