metode pengajaran dengan gaya belajar individu siswa. Penelitian oleh Jul Prima Mutia, Ayudia Yolanda Putri Marwa, dan Nurfaisal dari Program Studi Magister Pedagogi Universitas Lancang Kuning mengungkapkan bahwa metode STIFIn, yang dikembangkan oleh Farid Poniman, dapat menjadi solusi untuk masalah ini. Metode STIFIn mengelompokkan kecerdasan siswa menjadi lima kategori: Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Instinct, yang membantu guru menyesuaikan strategi pengajaran sesuai dengan potensi siswa.
Pekanbaru---Pembelajaran Tahfidz Qur'an di RTQ Al Yusra Pekanbaru menghadapi tantangan signifikan dalam menyesuaikanHasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode STIFIn di RTQ Al Yusra Pekanbaru menghasilkan perbaikan signifikan dalam efektivitas pembelajaran tahfidz. Dengan menggunakan metode ini, guru dapat lebih mudah menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan individu siswa, meningkatkan keterlibatan dan motivasi mereka. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah resistensi terhadap perubahan dan kurangnya pelatihan bagi guru, yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Metode STIFIn memanfaatkan kecerdasan dominan siswa untuk meningkatkan proses belajar, yang pada gilirannya mempengaruhi hasil hafalan Al-Qur'an secara positif. Guru-guru melaporkan bahwa metode ini memberikan arahan yang jelas dalam mengembangkan metode pengajaran yang lebih sesuai dengan gaya belajar siswa. Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan dan pelatihan berkelanjutan untuk memastikan implementasi metode ini yang efektif.
Dalam konteks pendidikan Tahfidz Qur'an, di mana motivasi dan pemahaman siswa sangat penting, metode STIFIn menawarkan pendekatan inovatif untuk mengatasi kekurangan metode tradisional. Pendekatan ini membantu mengidentifikasi gaya belajar masing-masing siswa, memungkinkan penyesuaian pengajaran yang lebih efektif dan personal. Penelitian sebelumnya juga mendukung temuan ini, menunjukkan bahwa STIFIn meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris dan bidang lainnya.
Studi implementasi metode STIFIn di pesantren Al-Mawaddah menunjukkan bahwa siswa merasa lebih termotivasi dan mampu mengatasi kebosanan belajar, membuktikan relevansi metode ini dalam konteks pendidikan spesifik. Demikian pula, penelitian oleh Muharmina dkk. menunjukkan bahwa kemampuan menghafal siswa meningkat secara signifikan setelah penerapan metode STIFIn.
Kelebihan dari metode STIFIn terletak pada kemampuannya untuk mengakomodasi berbagai tipe kecerdasan siswa, yang dapat mempercepat proses hafalan dan meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini menggarisbawahi bahwa metode ini tidak hanya efektif dalam konteks umum tetapi juga dapat diadaptasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Tahfidz.
Agar metode STIFIn dapat diterapkan secara luas, dukungan dari manajemen sekolah dan pelatihan guru sangat diperlukan. Ini akan memastikan bahwa metode ini diterapkan secara konsisten dan memberikan manfaat maksimal kepada siswa. Penelitian ini memberikan panduan berharga bagi lembaga pendidikan lainnya untuk mempertimbangkan metode STIFIn sebagai bagian dari strategi pengajaran mereka.
Dengan demikian, implementasi STIFIn di RTQ Al Yusra Pekanbaru menawarkan perspektif baru dalam mengatasi tantangan pembelajaran Tahfidz Qur'an dan membuka jalan bagi metode inovatif yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H