Mohon tunggu...
Raudah Jannah
Raudah Jannah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Inflasi Musuh Halus Perekonomian

20 Desember 2016   13:20 Diperbarui: 20 Desember 2016   13:41 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Prof. Moris Elih‚ al-syuruth al-Naqdiyah (1982) mengungkapkan dalam Mata Uang Islami‚ “problem terbesar yang dihadapi oleh perekonomian pasar barat yang tidak selesai sampai sekarang adalah pergolakan perekonomian dan perubahan nilai harga asli mata uang. Hal yang menjadi penghalang terhadap kemampuan ekonomi‚ keadilan pembagian income dan jaminan penggunaan terhadap sumber-sumber ekonomi‚ dan ketenangan kehidupan sosial. Fakta membuktikan‚ bahwa ketidakadilan dan kecurangan besar yang dirasakan oleh masyarakat Barat‚ dengan datangnya perubahan dan perbedaan bentuk income yang timbul dari perubahan nilai harga asli mata uang.”

Telah kita ketahui bahwa sudut pandang para pakar ekonomi tidak sepakat dalam menentukan konsep yang tepat dan jelas untuk menginterpretasikan makna inflasi. Sebab ilmu ekonomi tidak memandang uang hanya sebatas satuan hitungan dan sarana perantara untuk saling tukar menukar. Tetapi uang adalah alat politik yang lebih dari sekadar alat perekonomian. Oleh sebab itu muncul konsep baru tentang inflasi yang sangat diwarnai oleh politik. Contoh nyata dari fenomena tersebut adalah munculnya mazhab perekonomian yang memiliki sisi luas terhadap interpretasi inflasi‚ yang berdiri di belakang program ekonomi Presiden Reagan ketika kampanye kepresidenan pada tahun 1979‚ dan di belakang ekonomi Margaret Theacher.

Menurut para pakar ekonomi sepakat bahwa di bawah naungan sistem standar emas‚ keistimewaan yang mendasar dalam sistem ini adalah kestabilan nilai harga yang sangat relative. Mereka juga sepakat bahwa di antara dampak yang ditimbulkan oleh inflasi adalah kenaikan umum pada level harga.

Bentuk-bentuk inflasi yang disepakati oleh para pakar ekonomi ada 2 yaitu‚ inflasi yang berlebihan‚ dan inflasi yang bergerak dengan perlahan. Inflasi yang berlebihan adalah inflasi yang sangat berbahaya‚ sebab dia dapat menyebabkan kenaikan harga dengan ratio yang sangat tinggi‚ serta dapat menurunkan nilai harga mata uang mencapai peringkat terendah. Inflasi yang bergerak secara perlahan adalah bentuk inflasi ini juga bisa disebut dengan inflasi menengah atau inflasi yang tidak aktif adalah inflasi yang mengakibatkan kenaikan harga dengan perlahan‚ tapi berkelanjutan.

Sebab-sebab terjadinya inflasi‚ ada beberapa timbulnya inflasi yang disebutkan oleh para pakar ekonomi sebagai berikut:

1. ekspansi yang dilakukan oleh bank-bank dalam memberikan I’timad;

2. pendanaan yang melebihi standar anggaran;

3. keuangan belanja militer.

menurut hemat penulis‚ sebab utama terjadinya inflasi adalah kelebihan kuantitas mata uang kertas dari backing perak dan emas yang mengimbanginya. Sebab‚ selama mata uang kertas ini memiliki hubungan kuat dengan emas dan perak‚ maka bank-bank sentral akan selalu memperketat mengeluarkan mata uang kertas sesuai dengan persentase yang seimbang. Oleh sebab itu‚ pemerintah yang tidak memperketat pengeluaran atas uang kertas‚ akan sangat berpotensi terjadinya inflasi. Apapun yang dikatakan orang tentang peran politik moneter untuk reformasi‚ peran ini tidak lebih dari kerangka sebuah teori.

Dampak yang ditimbulkan oleh inflasi berdampak negatif terhadap seluruh kelompok masyarakat. Sebab inflasi merusak nilai keadilan yang disebabkan oleh kerugian terhadap hak-hak orang lain. Ada dampak negatif inflasi yang didiskusikan oleh pakar ekonomi‚ yaitu:

1. dampak inflasi terhadap pengembalian pendistribusian income yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun