Model ini terdiri dari tiga tahap: pertama, guru memberikan pertanyaan atau masalah untuk dipikirkan siswa (think), kemudian siswa berdiskusi dengan pasangan mereka (pair), dan akhirnya membagikan hasil diskusi kepada seluruh kelas (share). Model ini memungkinkan setiap siswa untuk berpikir lebih dalam sebelum berbagi ide dengan teman sekelompoknya.
2. Jigsaw
Model ini mengharuskan siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil dan mempelajari bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai satu bagian materi dan kemudian mengajarkannya kepada teman-teman dalam kelompok mereka. Dengan cara ini, siswa saling bergantung satu sama lain untuk mencapai pemahaman yang lengkap.
3. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Dalam model STAD, siswa dibagi menjadi tim yang terdiri dari anggota yang beragam kemampuannya. Mereka bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok, dan kemudian hasilnya dinilai secara individu. Tim yang mencapai kemajuan terbaik dalam pemahaman materi akan mendapatkan penghargaan. Model ini menggabungkan elemen kompetisi sehat dengan kolaborasi.
Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak hanya menguntungkan siswa dalam hal akademis, tetapi juga dalam aspek sosial. Beberapa manfaat dari pembelajaran kooperatif adalah:
1. Peningkatan keterampilan sosial: Siswa belajar bekerja sama, berbicara dengan sopan, dan mendengarkan pandangan orang lain. Hal ini membangun rasa saling menghargai antar teman.
2. Meningkatkan rasa percaya diri: Ketika siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, mereka lebih merasa dihargai dan percaya diri dengan kemampuan mereka.
3. Peningkatan pemahaman: Dengan menjelaskan materi kepada teman sekelompok, siswa lebih mudah memahami konsep yang sulit.
4. Keterlibatan lebih tinggi: Dalam model kooperatif, semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, yang membantu mereka tetap fokus dan termotivasi.