Mohon tunggu...
Raudatul Hasanah
Raudatul Hasanah Mohon Tunggu... Bankir - Mahasiswa-DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM malang

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santriwati Jadi Mahasiswi Kedokteran di Indonesia? Memang Bisa?

16 Oktober 2022   19:39 Diperbarui: 16 Oktober 2022   19:43 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagaimana sih jika ada seorang santriwati di sebuah pondok pesantren nekat untuk mengejar

mimpinya menjadi mahasiswi kedokteran yang sibuk nya bukan main? Memang bisa? Nanti untuk

hafalan nya bagaimana? Apakah berpengaruh?

Siapa Sih yang tidak mau mewujudkan mimpinya? Masuk kedokteran lah contohnya, Itu merupakan

pekerjaan yang mulia dan sangat diperlukan oleh Masyarakat dan saudara saudara kita yang lain

loh. Bahkan, juga bisa mempengaruhi cara pandangan orang lain terhadap diri kita.

Eits, namun jangan salah dulu temen temen. Itu semua sudah ada proses nya tersendiri dan perlu

dibayar dengan keseriusan dan kerja keras kita loh.Kita harus berusaha belajar terus menerus dan

jangan lupa di iringi dengan doa temen temen! demi mengejar apa yang kita impikan tentunya, dan

kita juga harus bisa pandai dalam mengatur waktu.

Dan perlu kalian ketahui lagi temen temen , bahwa di pondok pesantren itu tidak hanya di ajarkan

ilmu agama saja,bahkan di pondok pesantren juga mengajarkan bahasa Indonesia, ilmu hitung,ilmu

alam dan juga bahkan Pancasila.

Seharusnya menjadi seorang santri itu harus bangga temen temen,karena menjadi seorang santri

sebenarnya banyak memiliki "point plus lho " Hanya saja kalian tidak tahu.Sebelumnya kita yang

sudah terbiasa dan berpengalaman menjadi seorang santri dan di sana lah kita membiasakan diri

dalam mengatur waktu saat di pondok pesantren.Maka kita tidak akan terlalu kaget ketika di

hadapkan dengan jadwal belajar bahkan jadwal kegiatan yang sangat padat sebagai seorang

mahasiswi kedokteran. Meskipun belajarnya sibuk bukan main, namun "biasalah" kalau kata santri.

Menjadi seorang mahasiswi kedokteran itu harus kuat solidaritasnya,mentalnya karena kita semua

akan menjadi teman sejawat, saling diskusi, hingga saling menolong sesama teman yang lainnya.

Kita akan terus bersama-sama hingga selesai.

Coba saja kita lihat di pesantren,apakah hal itu sudah di terapkan, bukan? Seperti halnya belajar

bersama,menghargai satu dengan yang lainnya , menolong sesama teman,bahkan solidaritasnya

sangat titinggi.Hal tersebut terbangun dengan bersama-sama.

Namun, dilematisnya adalah bagaimana dengan kebiasaan menghafal Al Quran-nya? dan Murojaahnya? Tingkat stress nya? Jam tidurnya?Apakah harus ditinggal demi mendapatkan predikat sebagai

calon dokter?

Heii fellas, we can do both!

Kata siapa sih rajin belajar itu untuk mengejar hal dunia bahkan akan menghambat kita untuk tetap

menjalankan aktifitas sebagai santri? Bahkan, jika kita sudah terbiasa menghafal al-quran, hadist,

Insyaallah nanti kalau kita dapat pelajaran yang harus menghafal anatomi-nya manusia, fisiologinya, hingga patogenesis-nya.Sebetulnya, jadi mahasiswi kedokteran adalah sesuatu yang biasa saja

bahkan sama dengan mahasiswi jurusan fakultas lainnya.

Apa sih perbedaan antara fakultas kedokteran dan fakultas lain?

Yang membuatnya berbeda hanyalah fakta bahwa masyarakat lebih cenderung menilai betapa

mewahnya kursi di kedokteran dan lantaran biaya pendidikannya yang fantastis.

Dan yang membedakan lagi hanya pada subjek dan cara pembelajarannya saja temen temen, yang

sebetulnya bisa bisa saja cepat untuk disesuaikan, asal saja kita bisa tekun, sabar, dan punya

kemauan yang kuat dan kerja keras untuk belajar.Temen temen,yang perlu ketahui lagi kemauan

kuat untuk belajar itu tidak harus dibentuk hanya karena supaya ingin lulus saja, tetapi juga lebih ke

kesadaran bahwa bila mahasiswi jurusan lain tidak ingin belajar maka dampaknya paling banter

hanya remidial saja, mahasiswi kedokteran yang tak mau tekun untuk memahami subjek

pelajarannya maka tidak hanya akan mengalami remidial ujian, tetapi juga akan, wait for it,

MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN CALON PASIENNYA KELAK DI MASA DEPAN.

Bahkan, apakah kalian tahu tidak Bapak Kedokteran Modern itu siapa? Ibnu Sina atau yang biasa

dipanggil Avicenna di Barat itu loh. Dia adalah seorang muslim. Kecerdasannya sangat luar biasa

sekali dan banyak lagi ilmu-ilmu baru di bidang kedokteran yang telah di temukan oleh beliau.

Jadi untuk kalian apakah masih takut atau ragu demi menggapai mimpimu sebagai dokter?

Coba saja kita lihat saudara-saudara kita yang ada di Indonesia, atau bahkan di Palestina, mereka

semua butuh bantuan para calon-calon dokter seperti kita ini loh. Beliau sudah lulus jadi dokter, lalu

hafalan qur'annya juga mantap, ditambah rela membantu orang-orang kesusahan.wah itu sangat

menarik sekali menurut ku temen temen. para beliau beliau nya bisa di jadikan panutan untuk kita

tiru temen temen .

Temen temen,Mengapa sih kedokteran itu penting?

Tentu saja seorang dokter itu penting temen temen, ilmu kedokteran itu sangat penting bagi orang

yang sakit karena seorang dokter  dapat menyembuhkan orang sakit dapat  membantu dan menyembuhkan dari Sakitnya dan

kemudian menjalani kehidupannya secara membaik seperti semula.

Apakah pahala sekali, bukan? Apalagi kalau pasiennya sembuh atas izin Allah swt. Tentu saja seorang

dokter akan merasakan kebahagiaannya yang sangat luar biasa bukan main main .

Jadi untuk kalian semua jangan ragu atau takut untuk mewujudkan impiannya karna seseorang yang

benar-benar berusaha,kerja keras,dan berdoa tidak akan pernah mengkhianati hasil sesuai dengan Allah berikan kepada kita semua. Dan wujudkan impian dengan ke konsistenan kalian temen temen.

setiap impian pasti sangat membutuhkan semangat dan kerja keras agar bisa kita capai.Dan

gunakanlah waktumu untuk mencapai tujuan dan mengerjakan setiap impian dengan fokus dan di

siplin .Dan bangunlah kebiasaan kecil setiap hari dari situlah temen temen dapat memulai meraih

impian dengan langkah kecil terlebih dahulu.Dan temen temen juga perlu menghindari keinginan

yang dapat merugikan kita nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun