Mohon tunggu...
Raudah Jambak
Raudah Jambak Mohon Tunggu... Guru - staf pendidik pancabudi

pelatih dan pendidik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi-Puisi Raudah Jambak

1 November 2024   07:51 Diperbarui: 1 November 2024   07:51 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Medan, 2001

SEBAB PAHLAWAN NAMAKU

Di dalam negeri yang penuh rahasia, aku terlahir
Dari seorang ibu yang tak henti mengumpulkan
Segala tetes air mata di pualam pipinya
Tumbuh besar sampai sekarang menjaga usia
Setua misteri yang beralis segala teka teki
Dan memberi namaku Pahlawan

Bukan aku yang meminta nama segagah itu
Bukan aku yang memaksa untuk ditabalkan
Bukan aku yang terpaksa atau bahkan rela
Merengek-rengek agar semua orang tahu
Tidak ada Pahlawan selain aku

Aku tidak harus mati dulu
Apalagi mengumpulkan kartu tanda penduduk
Atau mengumpulkan kartu keluarga sekian ribu
Bahkan harus PEMILU agar ibu menuliskan
Kata Pahlawan di keningku

Ooi, Aku bangun jiwa raga ini
Aku bangun cita-cita ini
Aku bangun negeri ini
Dengan nurani
sebab pahlawan namaku

Ooi, Tak harus kutempuh cara yang sama
Tak harus kutempuh jalan membabi buta
Tak harus kutempuh menikung suka-suka
Tapi kususuri cara yang sesederhana jiwa
sebab pahlawan namaku

Ooi, Sebab aku terlahir
di dalam negeri penuh rahasia dari seorang ibu
yang tak henti mengumpulkan segala tetes air mata
di pualam pipinya,

Maka pahlawan namaku
Bogor, 2008

MULUT
ia adalah surga bagi hamba-hamba yang faham
tentang makna keabadian dan siap mengusir
segala kefanaan, seperti adam dan hawa yang
belum mengerti keberadaan diri
entahlah mungkin juga karena kelihaian iblis
mengaisngais segala najis

ia adalah neraka bagi pendosa yang dihanguskan
keakuannya dengan bara api dari dasar
paling jahanam, seperti anak-cucu adam dan hawa
yang terlalu berlebih memaknai diri
entahlah mungkin juga karena kelelahan iblis
mengiris-iris segala bengis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun