Mohon tunggu...
La Ode Muh Rauda AU Manarfa
La Ode Muh Rauda AU Manarfa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh, mencari sesuatu untuk dibawa pulang kembali. Selama perjalanan mengumpulkan pecahan-pecahan pengalaman yang mungkin akan berguna suatu saat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lembar-lembar Kehidupan

14 Agustus 2024   16:17 Diperbarui: 14 Agustus 2024   16:20 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Tadi malam saya mencicipi sepotong kue tart coklat. Kue ini spesial karena muncul setelah anaku berdoa kepada Allah SWT, meminta berulang-ulang dalam kurun waktu beberapa hari. "Ya Allah Aku Minta Kapkek, Aamiin" (Cup Cake/Kue Tart). Doanya sederhana, diucapkan dengan tulus, hibaan ciptaan tanpa dosa kepada Tuhan Penguasa Alam Semesta.

Kue itu saya gigit dan merasakan sensasinya yang luar biasa, bukan hanya karena persoalan rasanya, tetapi ada tekstur unik yang membuat siapapun yang mencicipinya akan terngiang-ngiang karena kesannya. Kue itu bukan seperti kue biasa yang rotinya toh hasil dari cetakan oven, tetapi terdiri atas lapisan-lapisan roti tipis, yang tersusun dengan sangat banyak. Nampaknya kue tart kali ini diracik oleh chef dengan konsep lembar-lembar yang benar-benar baru bagi kebanyakan lidah warga Kota Baubau.

Berbicara lembar-lembar tidak hanya ada di kue, dia sudah tersaji sejak manusia lahir hingga mati. Ia menjadi sesuatu yang dicari, diperjuangkan, ditinggikan. Ketika manusia lahir sebagai bayi maka oleh orang tua, kerabat, dan tetangga akan membungkusnya agar hangat menggunakan lembar-lembar kain pakaian, menghadirkan berlembar-lembar pakaian lain sebagai pengganti, kain sarung berlembar-lembar, dan lembar akta kelahiran.

Ketika ia sudah menjadi anak-anak usia sekolah maka akan diperkenalkan kepada lembar-lembar buku, di sana ia akan belajar membaca, menulis, menggambar mengekspresikan imajinasinya. Ketika mengerjakan tugas di sekolah, ia akan diharuskan menulis di atas berlembar-lembar kertas, memberikan jawaban yang benar untuk nantinya dikonversi menjadi sejumlah nilai. Ketika ia lulus sekolah maka ia akan mendapatkan berlembar-lembar ijazah mulai dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Ketika menuntut ilmu di kampus, ia akan diminta menuliskan kembali gagasan yang telah dipelajarinya dan ingin ditelitinya melalui lembar-lembar kertas yang akan dicorat-coret oleh dosen-dosennya.

Memasuki usia dewasa maka ia akan mendapatkan berlembar-lembar kertas dalam buku nikah, tanpa ia telah sah menjadi pasangan laki-laki dan perempuan yang terikat dalam ikatan pernikahan. Ketika melamar pekerjaan maka seseorang akan diharuskan membuat berlembar-lembar surat lamaran, CV, bukti pengalaman kerja yang membuatnya sangat mungkin untuk diterima kerja. Ketika tiba waktunya mendapat gaji, maka ia akan memperoleh berlembar-lembar uang, yang oleh sebagian besar orang akan berupaya sejadi-jadinya untuk mendapatkan lembar-lembar yang ini sebanyak-banyaknya.

Seringkali kita mendapat lembar-lembar undangan menghadiri kegiatan duka cita maupun suka cita. Para pandai besi di Jepang menggabungkan lembar-lembar besi lalu menempanya menjadi Katana yang mengguncang Asia Pasifik, ataupun pandai besi di Damaskus yang menempa lembar-lembar besi campuran tertentu menjadi pedang baja Damaskus yang mengguncang Asia dan Eropa.

Kita dalam beribadah kepada Allah SWT diharuskan membaca lembaran-lembaran yang bertuliskan Ayat-Ayat-nya yang Suci. Apabila sudah tiba waktunya maka nanti kita akan dibungkus dengan lembar-lembar kain kafan sebagai pakaian dalam memasuki mesin waktu yang bernama liang lahat.

Manusia tidak dapat lepas dari lembar-lembar di atas, yang telah menjadi lembar-lembar kehidupan. Lembar-lembar itu ada yang hadir karena diberikan, karena dicari, dan lembar-lembar itu menemani manusia sejak dulu sekali sampai nanti bertemu Tuhan. Konon amalan manusia selama hidup di dunia tertulis di dalam buku yang akan dibuka saat hari penghakiman, tentunya terdiri atas lembaran-lembaran juga. Apa yang tertulis di dalam lembaran itulah yang menentukan apakah diri akan menjadi penghuni Syurga ataupun menjadi penghuni Neraka Naudzubillah Min Dzalik.

Teman-teman, sudah sampai pada lembar yang mana ?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun