Mohon tunggu...
La Ode Muh Rauda AU Manarfa
La Ode Muh Rauda AU Manarfa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh, mencari sesuatu untuk dibawa pulang kembali. Selama perjalanan mengumpulkan pecahan-pecahan pengalaman yang mungkin akan berguna suatu saat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Semua yang Manis Itu Baik dan yang Pahit Itu Buruk

17 Juli 2024   23:11 Diperbarui: 17 Juli 2024   23:20 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di dalam kehidupan seringkali kita mendapati hal-hal yang pada awalnya manis tetapi di akhirnya ternyata buruk, serta hal-hal yang mulanya pahit tetapi di akhirnya ternyata baik. Pengalaman hidup selama puluhan tahun mengajarkan bahwa semua yang terlihat oleh mata bisa jadi memiliki penampakan asli di baliknya yang tidak diperlihatkan di depan umum, dikamuflase dan hanya dapat terlihat pada waktu, tempat, dan orang yang tepat. 

Semua yang terlihat menarik ataupun buruk janganlah terlalu cepat diberikan respon yang serupa dengan penampakan yang ada, karena adanya perbedaan kondisi dan juga cara pandang pada masing-masing sehingga mempengaruhi bagaimana sesuatu itu terlihat.

Sebagai contoh gula, sebagai bahan makanan yang rasanya manis sangat disukai oleh berbagai kalangan, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan akan mendatangkan penyakit diabetes bagi usia lanjut dan tantrum bagi usia dini. Contoh lainnya seperti obat yang rasanya pahit, tidak ada yang menyukai rasa getirnya, tetapi karena memang orang-orang yang mengkonsumsinya tahu akan khasiatnya maka dengan senang hati akan menelannya sekalipun memberikan sensasi rasa pahit di dalam rongga mulut bagi yang mengkonsumsinya.

Contoh lainnya seperti pada masa kecil manusia yang senantiasa diliputi oleh rasa senang karena segala kebutuhannya disediakan oleh orang tua dan dilayani oleh pembantunya, kebiasaan manis ini terbawa hingga besar dan berdampak buruk ketika ia tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa adanya bantuan orang lain, hidupnya akan susah karena selalu berharap kepada bantuan. 

Hal yang berbeda dijalani oleh orang yang sejak kecil sudah hidup susah, memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tangannya sendiri di tengah dera kesulitan kehidupan. Kondisi sulit tersebut mendidiknya untuk senantiasa membuat dirinya mandiri sehingga tidak tergantung kepada orang lain, kelak ketika dewasa akan dengan mudah melalui kehidupan hingga meraih kesuksesan karena keuletan memperjuangkan dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun