Surat terbuka ini saya layangkan kepada Redaksi The Conversation Dot Com.Â
Surat ini saya buat melalui kanal Kompasiana karena 2 email yang saya kirimkan pada tanggal 23 April 2024 dan 23 Mei 2024 tidak mendapatkan balasan dari id-support The Conversation Dot Com.Â
Email pada tanggal 23 April 2024
Email pada tanggal 23 Mei 2024
Mengapa saya mengirimkan email kepada id-support The Conversation Dot Com. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginan saya yang mau mendaftar menjadi penulis pada kanal tersebut.Â
Setelah saya mencoba melakukan pendaftaran pada laman pendaftaran menjadi penulis pada The Conversation, tertulis informasi yang berwarna merah dengan kata-kata demikian "Email cannot be matched to any institution in our system" yang artinya "Email tidak dapat dicocokkan dengan institusi mana pun di sistem kami". Â Maknanya bahwa The Conversation tidak memasukan nama kampus/perguruan tinggi tempat saya bekerja dalam data base perguruan tinggi yang dibolehkan melakukan pendaftaran sebagai penulis pada The Conversation. Tadinya saya berpikir bahwa, "Oke, mungkin database-nya belum mendapatkan update data". Tetapi melihat sudah beberapa bulan email saya tidak mendapatkan respon maka saya menjadi berpikir bahwa The Converse kemungkinan hanya membuka kesempatan menulis kepada mereka yang bekerja pada kampus/perguruan tinggi ternama di Indonesia, sedangkan bagi saya yang berasal dari kampus/perguruan tinggi yang tidak ternama tidak mendapat kesempatan untuk menulis di The Conversation.
Olehnya melalui surat terbuka ini saya ingin menyampaikan :
1. Kapan The Conversation akan melakukan pembaharuan database perguruan tinggi dalam sistemnya sehingga saya dapat mendaftar menjadi penulis ?
2. Mengapa database The Conversation hanya mengakomodir kampus/perguruan tinggi yang memiliki nama besar di Indonesia sedangkan kampus/perguruan tinggi saya tidak masuk ?
3. Saya tidak tahu harus menyampaikan seperti apa kepada The Conversation agar pihak The Conversation memberikan respon dengan pandangan yang positif terhadap surat terbuka ini, tetapi bila surat terbuka ini tidak mendapatkan respon atau bahkan mendapat respon dalam waktu yang lama sekali maka pemahaman saya bahwa The Conversation diskriminatif terhadap kampus/perguruan tinggi di Indonesia selain kampus/perguruan tinggi ternama di Indonesia akan mulai terbangun, dan tentulah para pembaca dan pihak The Conversation sendiri dapat menilainya.
Demikian saya sampaikan, atasnya terhatur ucapan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H