Mohon tunggu...
La Ode Muh Rauda AU Manarfa
La Ode Muh Rauda AU Manarfa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh, mencari sesuatu untuk dibawa pulang kembali. Selama perjalanan mengumpulkan pecahan-pecahan pengalaman yang mungkin akan berguna suatu saat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gian, Zian, dan Zaian Keponakanku dari Papua di Tengah Hiruk Pikuk Pemilu 2024

22 Januari 2024   18:52 Diperbarui: 22 Januari 2024   18:56 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu lalu saya kedatangan 3 orang keponakan dari Papua, namanya Gian, Zian, dan Zaian. Mereka datang di Kota Baubau Provinisi Sulawesi Tenggara. Mereka di Papua hanya mengikuti orang tuanya yang mencari nafkah, sesungguhnya mereka berasal dari Kota Baubau. Mereka bertiga adalah sedikit di antara anak-anak dari pulau Buton yang mengikuti orang tuanya mencari nafkah di Papua, sebagai pedagang di sana, sebagai pekerja, dan berbagai pekerjaan sektor jasa yang beragam.

Gian, Zian, dan Zaian merupakan anak yang terbiasa hidup di pedalaman hutan Papua, ada rasa senang terlihat di matanya ketika mereka tiba di Kota Baubau di mana terdapat banyak cahaya menerangi seisi kota, hal yang kontras dan menjadi sebuah pemandangan mewah bila hal itu ada di tanah Papua daerah pedalaman.

Orang tua mereka selain menjadi pedagang yang mencari nafkah di pedalaman Papua, sesungguhnya menjadi perajut rasa persatuan dan perekat persaudaraan di Tanah Papua. Hanya dengan berperilaku yang sewajarnya, meladeni Orang Asli Papua selayaknya saudara sendiri, mengajarkan cara mandi membersihkan badan menggunakan sabun dan membilas badan di sungai, menggunakan baju penutup badan pelindung dari suhu dingin yang menusuk daging di atas puncak Papua dengan suhu mendekati minus derajat celcius.

Gian, Zian, dan Zaian sangat senang dapat ikut serta orang tuanya pulang ke kampung halaman di masa libur semester sekolah, menghadapi momen politik 14 Februari 2024 yang akan lebih banyak diperankan oleh orang tuanya dalam kegiatan dukung mendukung calon anggota legislatif hingga calon presiden pilihan rakyat.

Yah, Gian, Zian, dan Zaian tetap asyik dalam dunia permainannya sekalipun di sekitar rumahnya banyak orang hilir mudik keluar masuk kampung dengan seragam, jargon, stiker, bahkan mungkin amplop untuk mempengaruhi orang banyak memilih orang tertentu menjadi pejabat di legislatif daerah, mereka juga tidak memperdulikan bagaimana salah satu Cawapres memperlihatkan gimiknya terhadap Cawapres yang lain yang lebih tua sebagai pementasan di panggung debat ala KPU.

Negeri ini akan menghadapi Pemilu 14 Februari 2024, hari di mana kasih sayang dikumandangkan oleh banyak kalangan dengan caranya masing-masing, selayaknya pada hari tersebut pemilihan dilaksanakan dengan kasih dan penuh rasa sayang, siapapun yang terpilih hendaklah benar-benar dapat memimpin bangsa ini, yang penduduknya hampir berjumlah 300 Juta Jiwa, agar Gian, Zian, dan Zaian mendapat kepastian bermain dengan rasa aman, nyaman, di dunia masa kecilnya, dan untuk Gian, Zian, dan Zaian lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun