Hingga saat era modern ini dimana informasi bekembang pesat, masalah narkotika atau narkoba masih menjadi topik yang selalu disuarakan larangannya.
Dalam UU Nomor 35 Tahun 2009, narkotika didefinisikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat berakibat pada penurunan atau perubahan kesadaran, media dalam pengurangan hinga penghilangan rasa nyeri, serta dapat menimbulkan ketergantungan. (Undang-Undang No. 5/1997)
Dampak dari penyalahgunaannya telah dibahas secara luas, namun penggunanya akan selalu ada setiap tahun. Tanpa disadari, narkoba telah menjadi siklus negatif yang berulang di masyarakat.
Narkoba Sebagai Siklus Negatif
Siklus negatif merupakan sebuah rangkaian tindakan yang saling mempengaruhi dan terus berulang, dimana akan menimbulkan situasi yang semakin buruk dan sulit diatasi.
Siklus negatif yang terjadi pada pengguna narkoba biasanya dipengaruhi oleh rasa putus asa, depresi, stigma dan kurangnya dukungan masyarakat terlebih dalam lingkup keluarga.
Bagi seorang pecandu, narkoba akan selalu dianggap sebagai bentuk pelarian dari masalah yang membantu mereka melupakan sejenak rasa frustasinya.
Pada awalnya penggunaan narkoba didorong oleh rasa penasaran dan coba-coba. Lambat laun, otak akan mencari suatu kepuasan yang dirasakan ketika narkoba masuk ke dalam tubuh. Hingga pada akhirnya timbul rasa ketergantungan hingga kecnduan yang sulit dihentikan.
Hal ini akan terus berulang setiap terdapat kesempatan untuk menggunakannya. Ketidakstabilan ini membuat seorang pengguna selalu kembali kepada obat terlarang tersebut.
Dampak Penggunaan Narkoba
Dampak yang dirasakan merupakan dampak jangka panjang yang menyebar ke aspek kehidupan lain seperti sebuah jaringan yang saling mempengaruhi. Dampak ini sulit dihentikan jika bukan penggunanya sendiri yang memutuskan untuk berhenti.
Ada beberapa dampak apabila narkoba telah menjadi sebuah siklus yang berulang:
- Kesehatan fisik, seperti overdosis hingga kerusakan organ yang menyebabkan kematian
- Kesehatan mental, seperti halusinasi dan perubahan perilaku negatif
- Dampak sosial, seperti stigma buruk dan pengucilan di masyarakat
- Dampak ekonomi, penurunan produktivitas dan pemberhentian kerja yang dapat menimbulkan masalah lebih lanjut seperti tindakan kriminal
Secara tidak langsung, hubungan keluarga dan pengguna narkoba saling mempengaruhi satu sama lain. Dampak dari penggunaan narkoba dapat juga dirasakan oleh keluarga atau orang terdekat pengguna.
Hal ini mencakup masalah emosional serta finansial. Ditambah dengan stigma yang sulit dilepaskan dari masyarakat, dapat menghambat kehidupan sehari-hari mereka.
Stigma buruk tersebut diimplementasikan melalui perilaku masyarakat dalam memperlakukan seseorang. Pada akhirnya, keluarga atau orang-orang terdekat yang terdampak akan berujung kepada masalah kesehatan mental dan pengucilan juga.
Seorang anak dari pecandu narkoba mungkin akan merasakan dampak terhambatnya tumbuh kembang akibat pengucilan serta kesulitan finansial yang berpengaruh pada pendidikan.
Upaya Pemecah Siklus
Di sisi lain, keluarga atau orang terdekat juga mempunyai peran tersendiri dalam mendukung pengguna agar dapat terlepas dari ketergantungan obat-obatan terlarang.
Dengan pendekatan komprehensif, edukasi kesadaran serta rehabilitasi yang berorientasi pada keadaan mental menjadi sangat penting. Apalagi dukungan sosial yang positif terhadap pemberian motivasi untuk membangun kehidupan kembali.
Siklus negatif narkoba yang terulang memerlukan perhatian yang serius. Intervensi yang terintegrasi dapat memudahkan proses pengembalian pengguna kepada hidup yang lebih baik dan produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H