Imperfect” mengangkat kisah cerita non-fiksi berisi pengalaman nyata sang penulis alias Meira Anastasia yang berjuang dalam menerima diri sendiri (self-acceptance). Novel ini menjadi salah satu buku terlaris dalam kategori self improvement di tahun 2018. Cerita ini dimulai ketika Meira tanpa sengaja membaca komentar pedas dari warganet pada akun Instagram suaminya, Ernest Prakasa, yang memiliki latar belakang sebagai seorang public figure atau sutradara ternama. Komentar yang merendahkan dengan unsur body shaming itu menyebabkan reaksi negatif yang mengundang warganet lain untuk turut berkomentar seolah-olah membenarkan pendapat tersebut.
Novel “Tanpa disangka, opini negatif yang tajam dari ketikan dari orang asing mampu membuat Meira terpuruk dan kehilangan rasa percaya diri terhadap kondisi tubuhnya. Rambut pendek, kulit yang cenderung gelap, jarang menggunakan makeup, dan perubahan bentuk tubuh serta payudara setelah memiliki dua anak, semakin menambah kesulitan Meira dalam menerima dirinya sendiri. Meskipun demikian, melewati rintangan tersebut bukanlah suatu yang tidak mungkin. Hanya saja, diperlukan waktu dan kesabaran ekstra karena prosesnya mungkin berlangsung lama dan tidak selalu sesuai dengan harapan.
Novel ini menegaskan bahwa banyaknya media atau iklan yang menampilkan perempuan dengan wajah cantik dan bentuk tubuh menarik saat ini telah membuat masyarakat tanpa disadari mengadopsi standar serupa untuk semua perempuan di sekitar mereka. Hal ini juga berlaku untuk figur publik dan keluarganya seperti Meira, yang merupakan istri dari Ernest Prakasa. Meira jelas tidak memenuhi standar kecantikan umum yang berlaku di masyarakat Indonesia, karena memiliki kulit yang lebih gelap dan rambut cukup pendek. Kondisi ini sering kali membuatnya menjadi sasaran cemoohan yang menyedihkan dan meruntuhkan semangatnya.
Lalu bagaimana Meira mampu bangkit dari rasa terpuruknya?
Dalam novel ini Meira menceritakan kejadian ketika ia dan suaminya tinggal di Bali. Pada suatu hari, Ernest dengan jujur menyampaikan pendapat bahwa Meira terlihat mulai berisi dan terkesan kurang peduli dengan penampilannya. Ernest merasa bahwa Meira telah mengalami perubahan yang negatif dan kurang memperhatikan dirinya sendiri, seperti tidak menjaga tubuh dan tampak murung ketika berada di depan cermin. Meskipun disampaikan dengan penuh kehati-hatian, pernyataan tersebut membuat Meira merasa marah dan tersakiti. Akibatnya, ia merasa sedih, kurang menarik, tidak dicintai lagi, terbuang, dan merasa sendirian. Meira kemudian memilih untuk menenangkan diri dan melepaskan emosinya dengan menangis sekuat tenaga.
Setelah keadaan menjadi lebih tenang, Meira memulai sebuah diskusi dengan Ernest untuk membahas apa yang sebenarnya dimaksudkan olehnya dan mencari pemahaman yang lebih dalam bersama. Ternyata, sumber utama masalah tersebut adalah bahwa Meira merasa terlalu lelah untuk merawat dirinya sendiri, karena telah cukup lelah menjalankan tugas mengurus rumah dan anak-anak tanpa bantuan asisten rumah tangga. Meira merasa bahwa sebagai penghargaan atas rasa lelahnya, ia berhak mendapatkan sejumlah makanan, yang akhirnya berdampak pada perubahan pada tubuhnya.
Lantas seperti apa tanggapan suaminya atas kondisi fisik Meira tersebut? Apakah akhirnya ia mengerti penderitaan Meira?
Pada novel ini, Meira membagikan pengalaman pribadinya, mengungkapkan komentar-komentar yang selama ini dia terima dari warganet, bagaimana ia sehari-hari dalam kehidupan nyatanya, serta bagaimana upaya Meira untuk tetap tegar di tengah insecurity dan tekanan yang dialaminya. Proses penulisan buku ini membuat Meira harus membuka kembali luka lama yang terpendam. Namun, dengan mengakui keberadaan luka-luka tersebut, ia justru mampu bangkit dan belajar bagaimana mengatasi rasa tidak amannya, mencari kebahagiaan sendiri, dan merangkul segala kekurangan pada dirinya. Selain itu, pengalaman ini juga menjadi pembelajaran tersendiri bagi Meira untuk menjadi lebih kuat secara emosional.
Jika Anda mencari sebuah kisah yang menginspirasi dan menggugah, maka novel berjudul "Imperfect" ini patut untuk dijadikan teman baca. Meira Anastasia menunjukkan bahwa kehidupan yang 'tidak sempurna' sebenarnya adalah keindahan tersendiri. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyelami kisah ini, mungkin Anda akan seperti Meira yang mampu menemukan kekuatan untuk bangkit dan menerima diri sendiri. "Imperfect" bukan hanya sekadar novel, tapi juga sebuah perjalanan pribadi yang penuh inspirasi. Segera dapatkan di toko buku Gramedia terdekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H