Mohon tunggu...
Ratu JasminePutri
Ratu JasminePutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya

Mahasiswa semester 2 di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengatasi Tantangan Kesehatan Mental pada Anak Perempuan Pertama dari Keluarga Broken Home

13 Mei 2023   23:09 Diperbarui: 13 Mei 2023   23:11 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Dibuat Oleh Ratu Jasmine

Perceraian atau perpisahan orang tua dapat menjadi pengalaman yang sulit bagi anak-anak. Terutama, jika anak-anak tersebut mengalami kondisi broken home, yaitu ketika orang tua bercerai atau berpisah dan anak-anak harus hidup terpisah dengan salah satu orang tuanya. 

Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan mental anak secara signifikan. Anak pertama dalam keluarga broken home memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang utuh.

Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, terutama bagi anak perempuan pertama dari keluarga broken home. Dimana anak perempuan pertama dari keluarga broken home seringkali menghadapi tantangan yang lebih besar dalam hal kesehatan mental mereka. 

Menurut studi yang dilakukan oleh American Psychological Association, anak-anak yang mengalami kondisi broken home memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan masalah perilaku dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami kondisi tersebut.

Menghadapi kenyataan bahwa keluarga sudah tidak utuh memang sulit bagi anak perempuan pertama, namun hal tersebut bukanlah akhir dari segalanya. Anak perempuan pertama dari keluarga broken home tetap bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang tangguh dan mandiri. 

Menurut beberapa pendapat dari rekan saya yang sedang mengalami hal ini, rekan saya yang berinisial L berusia 19 tahun berkata "Yang aku rasain pertama stress, terus jadi bahan percobaan orang tua, harus menurut semua kemauan orangtua, dipaksa dewasa supaya bisa menjaga adik dan memberi contoh yang baik untuk adik". 

Lalu pendapat dari rekan saya yang berinisial AV berusia 19 tahun juga dan  ia berkata "Sebagai anak pertama perempuan pertama yang mengalami broken home karena perceraian kedua orang tua, aku biasanya ngalamin mood swing atau biasa disebut suasana hati yang tidak menentu. Terkadang aku juga membatasi diri dari pergaulan, susah bersosialisasi, dan tidak percaya diri. Harus bisa ngasih contoh yang baik untuk adik-adik"

Anak perempuan sering sekali menghadapi tantanga yang unik dalam menjaga kesehatan mental mereka, ketika mereka menjadi anak pertama dari keluarga broken home beban tersebut akan menjadi berat. 

Terlepas dari situasi sulit yang mereka hadapi, ada harapan dan jalan keluar yang dapat memebantu mereka mengatasi tantangan ini yang menemukan kembali kebahagiaan. 

Tantangan yang dihadapi oleh anak perempuan pertama dari keluarga broken home dapat beragam, mulai dari merasa kehilangan, kesepian, hingga kesulitan dalam memahami perasaan mereka sendiri.

 Berikut adalah beberapa tantangan kesehatan mental yang mungkin dihadapi oleh anak perempuan pertama dari keluarga broken home dan tips untuk mengatasi tantangan tersebut.

  • Merasa Kehilangan

Merasa kehilangan adalah salah satu tantangan kesehatan mental yang mungkin dihadapi oleh anak perempuan pertama dari keluarga broken home. Mereka merasa kehilangan orang tua mereka dan merasa kesulitan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa sedih dan cemas.

Tips: Orang tua harus berbcara dengan anak dan jelaskan situasi dengan cara yang jujur dan mudah dimengerti. Berikan dukungan dan cinta kepada mereka agar merasa aman dan diterima.

  • Kesulitan Memahami Perasaan Mereka Sendiri

Anak perempuan pertama dari keluarga broken home mungkin kesulitan dalam memahami perasaan mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa cemas atau kehilangan arah.

Tips: Orang tua mengajari anak Anda untuk mengidentifikasi perasaan mereka dan memberi tahu mereka bahwa perasaan mereka normal dan wajar. Jelaskan kepada mereka bahwa penting untuk memahami perasaan mereka agar mereka dapat mengatasi tantangan dan mengelola emosi mereka.

  • Kesepian

Kesepian adalah tantangan kesehatan mental yang sering dihadapi oleh anak perempuan pertama dari keluarga broken home. Mereka mungkin merasa kesepian dan sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

Tips: Orang tua membantu anak Anda untuk bergabung dengan kegiatan di sekolah atau di masyarakat setempat. Ajari mereka cara berinteraksi dengan orang lain dan memberi tahu mereka bahwa mereka tidak sendirian.

  • Menjaga Hubungan dengan Orang Tua

Anak perempuan pertama dari keluarga broken home mungkin merasa sulit untuk menjaga hubungan yang baik dengan kedua orang tua mereka. Mereka mungkin merasa bahwa salah satu orang tua lebih menyukai saudara mereka yang lain atau merasa kesulitan untuk menjaga hubungan dengan orang tua yang tidak tinggal bersama mereka.

Tips: Orang tua mengajari anak untuk berbicara dengan kedua orang tua mereka secara terpisah. Berikan dukungan kepada mereka untuk memperkuat hubungan mereka dengan orang tua yang tidak tinggal bersama mereka.

Terapi juga dapat menjadi pilihan untuk mengatasi masalah kesehatan mental pada anak perempuan pertama dari keluarga broken home. Terapi dapat membantu anak perempuan pertama untuk mengembangkan kemampuan coping dan memperoleh keterampilan baru dalam menghadapi masalah.

Dalam menghadapi tantangan kesehatan mental pada anak perempuan pertama dari keluarga broken home, kesabaran dan ketekunan adalah kunci utama. Namun, dengan bantuan dukungan dan perawatan yang tepat, anak perempuan pertama dapat mengatasi tantangan dan tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun