Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menakar Janji Politik, Siapa yang Lebih Realistis di Pilgub Sulsel?

10 November 2024   19:51 Diperbarui: 10 November 2024   20:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: yOUTUBE Tv one

 

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan semakin dekat. Para kandidat telah berjanji dan mengemukakan gagasan masa depan untuk Sulawesi Selatan, terutama dalam debat publik kedua yang ditayangkan tvOne hari ini.

Namun, apakah ide-ide mereka cukup realistis untuk diterapkan? Atau hanya janji manis tanpa arah jelas? Mari kita lihat lebih dalam visi kedua kandidat ini.

Muhammad Ramadhan Pomanto: Pembangunan Berbasis Zona

Kandidat pertama, Muhammad Ramadhan Pomanto, menawarkan gagasan pembangunan berbasis zona geografis. Sulawesi Selatan akan dibagi menjadi sembilan zona, termasuk pesisir, pegunungan, dan kepulauan.

Strategi ini menjanjikan pembangunan sesuai karakteristik tiap wilayah, mengoptimalkan potensi lokal. Namun, gagasan ini juga menimbulkan pertanyaan besar: apakah mungkin direalisasikan?

Dengan keterbatasan anggaran dan infrastruktur yang belum memadai, meratakan pembangunan di sembilan zona adalah tantangan berat. Setiap zona akan membutuhkan banyak sumber daya, sementara prioritas anggaran mungkin perlu lebih terfokus.

Pendekatan zona ini tampaknya ambisius, tapi mengisyaratkan pemahaman Pomanto akan kompleksitas wilayah. Jika dikelola baik, zonasi ini bisa membawa manfaat besar, namun jika tidak, risiko pemborosan dan ketidakseimbangan pembangunan sangat mungkin terjadi.

Andi Sudirman Sulaiman: UMKM dan Digitalisasi Ekonomi

Di sisi lain, Andi Sudirman Sulaiman menampilkan pendekatan pragmatis, fokus pada pemulihan ekonomi pasca-COVID. Sulaiman menekankan pengembangan UMKM sebagai jalan menuju ekonomi inklusif.

Targetnya melipatgandakan jumlah UMKM menjadi 3,6 juta, sebuah ambisi besar yang bisa membuka lapangan kerja. Meski begitu, jumlah bukan satu-satunya kunci kesuksesan; kualitas dan daya saing juga penting.

UMKM bisa menjadi tulang punggung ekonomi, tapi tanpa dukungan infrastruktur, jaringan pasar, dan akses internet yang memadai, mereka akan sulit berkembang. Dalam hal ini, gagasan Sulaiman tentang digitalisasi pengadaan dan pemasaran barang melalui teknologi cukup menarik.

Sayangnya, di banyak daerah pelosok Sulawesi Selatan, akses internet masih terbatas. Hal ini akan menghambat efektivitas program digitalisasi Sulaiman, kecuali jika ada peningkatan infrastruktur digital terlebih dahulu.

Membandingkan Kekuatan dan Kelemahan Kedua Kandidat

Kedua kandidat menawarkan visi menarik dengan kekuatan masing-masing. Pomanto membawa konsep zonasi yang luas dan menyeluruh, sementara Sulaiman menawarkan pendekatan yang lebih konkret melalui UMKM dan digitalisasi.

Namun, zonasi Pomanto berisiko membingungkan prioritas pembangunan. Di sisi lain, pelipatgandaan UMKM tanpa meningkatkan kualitas akan menghasilkan pasar yang tak kompetitif.

Nasihat untuk Kedua Kandidat

Bagi keduanya, infrastruktur harus menjadi prioritas. Zonasi Pomanto maupun pengembangan UMKM Sulaiman tidak akan efektif tanpa dukungan infrastruktur yang kuat.

Selain itu, mereka perlu menyusun perencanaan anggaran secara bijak. Zonasi dan pengembangan UMKM memerlukan biaya besar, sehingga alokasi dana harus tepat sasaran.

Pemberdayaan masyarakat lokal melalui pendidikan kewirausahaan juga penting. Dengan keterampilan yang tepat, masyarakat akan lebih mandiri dan mampu bersaing.

Data ekonomi dan kependudukan juga perlu dimanfaatkan, untuk menentukan wilayah prioritas bagi zonasi maupun identifikasi UMKM potensial. Konektivitas antarwilayah juga perlu diperhatikan, baik transportasi maupun telekomunikasi.

Kerjasama dengan sektor swasta bisa sangat membantu meringankan beban pembangunan. Untuk zonasi, setiap wilayah juga perlu pusat ekonomi lokal agar potensi daerah dapat dioptimalkan.

Keamanan siber, terutama bagi program digital Sulaiman, juga harus diiringi pelatihan SDM yang mampu menjaga dan mengelola teknologi ini. Selain itu, penting bagi kedua kandidat untuk membangun komunikasi yang terbuka dan transparan.

Masyarakat harus paham manfaat dari program yang dijalankan pemerintah. Tanpa komunikasi yang baik, kebijakan bagus pun akan sulit dipahami dan diterima.

Kesimpulan: Menuju Masa Depan Sulawesi Selatan

Gagasan besar ini berpotensi membawa perubahan untuk Sulawesi Selatan. Namun, pelaksanaannya akan bergantung pada kesiapan infrastruktur, anggaran, dan komitmen pemimpin dalam merespons kebutuhan warga.

Jika kedua kandidat berhasil menjawab tantangan ini, Sulawesi Selatan bisa melangkah menuju masa depan yang lebih baik di tangan pemimpin yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun