Kita semua tahu bahwa viralitas di media sosial bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia bisa menyebarkan informasi dengan cepat, mengangkat isu-isu penting ke permukaan. Tapi di sisi lain, ia bisa memperbesar masalah, menambah beban psikologis masyarakat, dan membuat suasana semakin panas. Dalam kasus ini, kita harus belajar untuk lebih bijak, lebih tenang, dan lebih fokus pada penyelesaian masalah daripada sekadar mengikuti arus viralitas yang ada.
Pada akhirnya, kontroversi ini mengajarkan kita banyak hal. Bahwa dalam setiap kebijakan yang dibuat, kita harus selalu berpikir panjang. Bahwa keadilan dan kebebasan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Dan bahwa sebagai bangsa, kita harus selalu menjaga persatuan dalam keberagaman. Jilbab, seperti halnya simbol-simbol lainnya, adalah bagian dari identitas kita yang harus dihargai. Bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai bagian dari kekayaan bangsa yang patut kita jaga bersama.
Jadi, mari kita refleksikan kembali, di mana kita berdiri dalam perdebatan ini. Apakah kita berdiri di pihak yang menjunjung tinggi kebebasan dan keadilan, ataukah kita terseret dalam arus yang memperkeruh keadaan? Kontroversi ini adalah pelajaran bagi kita semua---pelajaran tentang pentingnya kebijakan yang bijak, tentang pentingnya keadilan, dan tentang bagaimana kita sebagai bangsa harus selalu menjaga persatuan di tengah keberagaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI