Tragedi penyerangan dan penyanderaan petugas kepolisian di Rutan Mako Brimob Depok, berakhir tragis. Lima polisi gugur dan seorang tahanan kasus teroris tewas. Bukan itu saja, seorang polisi masih disandera kelompok penyerang yang semuanya tahanan kasus terorisme. Kita berharap sandera selamat. Tak ada lagi korban jiwa. Di balik Tragedi di markas Brimob ini, menyeruak beragam informasi pemicunya.
Salah satunya, ISIS di balik peristiwa itu.Namun, isu itu cepat dibantah Polri. Bahkan, pemicu disebut hanyalah masalah sepele versi polisi. ketersinggungan karena makanan yang diantar keluarga tahanan diperiksa petugas. Apa memang seperti itu? Wallahualam.
 Kita berharap, tim penyidik mampu mengungkap motif di balik kasus ini. Kemudian melakukan evaluasi. Apalagi, namanya saja tahanan teroris, tentu memerlukan penanganan dan pendekatan khusus. Bukan hanya penegakan hukum semata.
Kepada anggota Polri yang gugur, mari kita mendoakan. Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan. Sedangkan bagi pelaku, tentu harus mempertanggungjawabkannya di hadapan hukum. Begitu juga jika ada perlakuan tak "manusiawi" kepada tahanan, harusnya diakhiri. Termasuk
dugaan penyiksaan seperti yang kerap terdengar. Sebab perlakuan seperti itu akan menimbulkan kebencian yang berujung dendam. Karenanya, mari kita introspeksi dan evaluasi diri.
Bukan lagi saling menyalahkan, apalagi berusaha mencari "kambing hitam". Termasuk Densus 88 Antiteror, yang salah satu tugasnya, memburu para terduga teroris.
Jangan sampai masih ada penangkapan yang salah sasaran. Cerita miris seperti itu, harus diakhiri. Tugas berat lainnya, bagaimana aparat dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mampu menyadarkan kembali para tahanan terorisme. Agar mereka keluar dari sel, dan bisa kembali berbaur dan mengabdikan hidup di masyarakat.
jika kelak sudah menjalani hukuman. Jika tidak, maka ancaman teroris selalu mengintai. Termasuk mengancam aparat di markasnya sendiri. Seperti kasus penyerangan di Mako Brimob Depok. Karenanya, insiden penyerangan yang merenggut jiwa lima polisi, tak cukup hanya mengutuk pelaku. Peristiwa itu, harus direnungkan dan menjadi pelajaran supaya tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H