Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilwalkot Makassar, Tribun Timur Vs Koran Radar dan Koran Sindo

10 Mei 2018   13:28 Diperbarui: 10 Mei 2018   13:46 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup seru perang media cetak dalam pemberitaan pemilihan walikota Makassar. Satu sama lain saling memberikan pemberitaan dan opini hidden agenda dalam rangka pencitraan sang jagoan masing-masing.

Nampaknya pemberitaan media cetak di Makassar belum begitu bisa objektif dalam memberitakan politik. Tak heran karena ada kepentingan media dan sang big bos di dalamnya ikut bertarung.

Harian Tribun timur dimana sang komisarisnya Munafri Arifuddin maju di pilwalkot. Tentu akan senantiasa membranding sang big bos dengan pemberitaan yang lebih memihak.

Begitu pula Danny Pomanto. Ia berkoalisi dengan partai perindo walaupun tak punya kursi. Namun jaringan luas di bawah MNC group dan Koran Sindo akan selalu membela sang petahana. Sang incumbent saat ini pun terancam tak bisa mencalonkan diri karena telah dicabut sk pencalonannya.

Perang stament dalam media cetak turut memanaskan para pendukung calon walikota dari kedua bela pihak. Perang urat saraf di media mulai berlanjut ke aksi anarkis. Pengrusakan posko calon walikota DIAMI dan penyerangan showroom Toyota milik JK yang juga merupakan keluarga dari Munafri turut jadi korban.

saling berbalas konten berita antar satu pendukung Dokrpi
saling berbalas konten berita antar satu pendukung Dokrpi
Kita mengetahui dampak yang mampu diciptakan oleh media kepada khalayaknya. Media mempunyai peran yang sangat urgen di tengah-tengah masyarakat. Media bukan hanya dapat, namun harus memberi kontribusi moral terhadap masyarakat. Ibarat Nabi, masyarakat menganggap apa yang disajikan media adalah sebuah kebenaran.

klaim siapa yang benar dan siapa yang salah antara dua kubu calon walikota bisa membuat Makassar jadi panas. Kubu Appi menyatakan DIAMI tidak sah sebagai calon walikota karena membuat program bagi-bagi hp baut koordinasi RT-RW. Sementara DIAMI menyatakan ini program walikota dan telah disetujui DPRD sejak lama sebelum ia menjadi calon walikota.

saling klaim siapa paling sah jadi calon walikota dan menjegal calon lain Sumber ; Tribun Timur
saling klaim siapa paling sah jadi calon walikota dan menjegal calon lain Sumber ; Tribun Timur
Adu argument dan saksi ahli di panwas, KPU, Hingga MA membuat konsentrasi pecah. Saling jegal menjegal sebelum pemilu diadakan kini makin marak di Sulawesi selatan. Tercatat kota Pare-pare , palopo juga mengalami hal demikian ketika petahana maju dan berusaha di gagalkan.

Alangkah indahnya jika masing-masing calon saling adu program kerakyatan hingga visi misi menuju Makassar menjadi kota dunia. Bukan dihabiskan energy untuk saling sikut menyikut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun