Pemilu belum juga dimulai namun aroma ketat persaingan calon walikota Makassar mulai memanas. Saling tuduh menuduh melakukan kecurangan mulai dilancarkan. Tuduhan serius mengarah kepada pasangan petahana Dany Pomanto.
Walikota incumbent ini di lapor ke panwas melalui tim hukum Appi-Cicu. Pemicunya program bagi-bagi hp android untuk kelancaran tugas fungsi dan wewenang RT RW dianggap gratifikasi. Padahal program ini sudah dicanangkan lama untuk lebih mengontrol kinerja RT RW agar lebih terukur.
Tagline Makassar 2x tambah baik juga kerap dipelototi calon lawan Dany Pomanto. Secara politis dinamika masyarakat kota Makassar masih menginginkan Dany Pomanto untuk melenggang. Hasil berbagai survey menunjukkan kepuaasan kinerja Dany Pomanto selaku walikota.Â
Apalagi selaku era otonomi daerah saat ini, tiap daerah lebih leluasa untuk mengelola sector perekonomian. Banyak Program-program andalan Pemkot Makassar salah satunya Passikola yakni system antar jemput anak sekolah yang secara gratis dilaksanakan, penataan lorong dan RT, RW lebih massif dan menggairahkan dibuat.
Jika dulu RT-RW hanya sebagai pelengkap adminstrasi saja perpanjangan lurah. Kini tidak lagi RT , RW di gaji dengan layak bahkan diberi bonus jika warga di RT dan RW nya di masing-masing mempunyai kegiatan social yang aktif sebulan sekali. Dimulai dari kerja bakti, peremajaan taman , lorong dan pemberdayaan ekonomi lorong.
Konsep smart city dan lorong hijau yang diusung Dany Pomanto  sudah mulai terlihat. Hasilnya beberapa lorong yang sebelumnya tidak tertata rapi bahkan terkesan kumuh kini mulai terlihat hijau. Tanaman bunga, sayur, hingga obat-obatan hadir di beberapa lorong di era pemerintahan Dany Pomanto. Pemimpin seharusnya membuat inovasi dan kreativitas  dalam membangun perubahan pada lingkungan masyarakat.
Dany Pomanto kuat dalam kinerja namun tak pandai berpolitik padahal politik adalah seni. Seni berloby dalam bertarik ulur kepentingan.
Tengoklah ia saat akan maju masyarakat bisa menilai dengan mata telanjang hadangan untuk terus di gagalkan menjadi calon walikota, mulai tidak adanya dukungan partai, hingga kasus korupsi yang terus disangkakan oleh polda terus di konfrontir. Padahal audit kerugian Negara belum turun apanya yang akan di korupsi. Di Koran-koran local baik fajar maupun sindo terus melakukan pembelaan kepada Dany Pomanto. Namun entahlah siapa yang benar kita hanya bisa melihat kedepannya saja.
Namun jika tak terbukti bersalah Dany Pomanto bisa saja meningkat popoularitasnya karena menjadi korban. Sehingga stigma di masyarakat ia menjadi korban kriminalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H