Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Generasi Milennial Bukan Generasi Micin

8 Januari 2018   18:23 Diperbarui: 8 Januari 2018   18:36 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa muda masanya berapi-api. Itulah petikan bait lagu dari Rhoma Irama. Masa muda yang seharusnya diisi dengan hal bermanfaat. Tak sepatutnya di tangisi oleh hal-hal cengeng macam perasaan cinta. Tarolah acara reality show bertebaran di pertelevisian macam katakana putus, atau apalah acara sejenisnya sehingga yang ada hanyalah menangis karena ditinggal pergi kekasih karena suatu dan lain hal . Hal inilah membuat bangsa kita menjadi bangsa lemah karena hal tetek bengek dan pemudanya ikut larut di dalamnya.

Karena Sudah Waktunya, Inilah saatnya Kemilau Jiwa muda dan bagaimanakah  kamu memaknai masa muda? Apakah muda masa penuh prestasi atau masa dimana  waktunya penuh galau terombang-ambingnya hati gara-gara masalah asmara dan lain sebagainya hingga bertindak cengeng.

Apakah masa muda itu masa pencarian jati diri sehingga   masa muda itu dianggap wajar  saatnya buat marah marah alias ngeluapin emosinya? Atau bisa jadi dimaknai seolah-olah masa yang buruk yang harus segera berlalu  untuk dilalui, karena penuh dengan kelemahan ketidakmapanan?

Coba kita sedikit melirik sejarah dan latar belakang tentang para pemuda sebelum kita ini. Apa yang kita dengar tentang mereka? Ada yang mati-matian membela hak bangsa untuk merdeka kela berpeluh darah agar mereka terbayarkan demi sebuah kemerdekaan. Sekarang kitalah yang mengisinya.

Pemuda bagai suatu bangsa adalah  bagai sebuah  pelurunya. Tanpa peluru, pistol secanggih apa pun tak ada gunanya. Pemuda adalah adalah sebuah anak panahnya Apalah arti keindahan dan kebesaran busur tanpa anak panah?

Kehidupan seorang pemuda itu bagaikan  sebatang tombak, maka pemuda adalah ujung tombaknya; ia runcing berbahaya, dan paling tajam  untuk menghunjam sasaran. Jika d bumi tak akan ada kehidupan tanpa matahari. Maka begitu pulalah peradaban, tak bisa hidup tanpa pemuda. Selamat datang di jalan yang berkilau wahai jiwa-jiwa yang gagah.

Syarat sukses itu bukan tua. Makanya jika kita bisa sukses muda ngapain nunggu tua?"  Kawan, coba kita buka mata. Buka lebar-lebar ya. Lalu lihat di sekeliling kita.Adakah di antara mereka yang masih muda, masih seusia kita tapi sudah sukses melebihi kita? Adakah di antara mereka, yang masih muda tapi sudah menghasilkan banyak karya? Adakah di antara mereka, yang masih muda tapi mereka sudah banyak manfaat untuk orang lain? jika jawabannya ada, tak inginkah kalian salah satu di antara mereka?

Mari pemuda harapan bangsa tetapi juga pemuda harapan pemudi hehe, kita dan mereka itu sama: sama-sama makhluk Tuhan. Dia makan nasi,kita makan nasi. Dia perlu tidur, kita juga. Dia punya waktu 24 jam sehari, kita juga punya segitu kok Nah, jika mereka bisa, tentu kita pun berpotensi bisa.

lya, gak? Ah, gak ada yang mustahil bagi Allah. Selagi kita mau berusaha, insya Allah ada jalan. Sebab Allah tidak akan memberi balasan terbaik bagi siapa saja yang serius berusaha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun