Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Panduan Wisata Kuliner Halal Bersama BPJPH

11 Oktober 2017   09:50 Diperbarui: 20 Oktober 2017   04:54 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri kita tercinta Indonesia adalah sebuah surga kuliner. Jika berkunjung ke tiap daerah dan provinsi pastinya rata-rata memiliki ciri khas keragaman kuliner ada soto betawi, coto makassar,soto lamongan, sate taichan, nasi kuning manado dan masih banyak lagi. Aneka masakan dan minuman menjadi andalan industry pariwisata nasional dalam menggaet wisatawan.

Akibatnya perkembangan wisata kuliner di dalam negeri melonjak drastis. Bahkan pertumbuhan restoran dan rumah makan bak 'jamur di musim hujan'. Hampir di setiap sudut-sudut kota di Indonesia menawarkan berbagai macam sajian  yang menggugah selera serta memanjakan lidah kita. Indikator ini patut disyukuri karena negeri zamrud khatulistiwa ini kaya akan ragam masakan kulinernya.

Namun sayang seribu sayang belum tentu berbagai sajian kuliner yang terdiri dari makanan dan minuman itu halal bagi kaum muslim.  Halalkah yang tersaji di meja makan  tiap sudut restoran ? Halalkah yang tersaji di dalam makanan dan minuman yang akan masuk ke perut kita dan akan dikonsumsi anak dan keluarga kita.

Jangan --jangan tanpa sepengatahuan kita , terdapat makanan haram yang dikonsumsi. Keraguan seperti ini sering menghantui perasaan kita kaum muslim. Namun  sayangnya kadang belum ada jawaban yang bisa memuaskan. Apalagi jika berdasarkan dalil yang jelas bagi umat islam yang tentunya bisa membuka wawasan kritis akan produk yang dikonsumsi.

Umat Islam Indonesia tentunya butuh panduan dalam kategorisasi makanan-minuman yang halal dan haram , tentunya bukan asal menstigma saja mengenai keharaman suatu produk, apalagi hanya dengan menyebear berita hoaks di media social dengan mencari sensasi.

Tentunya hal ini masyarakat Indonesia butuh panduan dan payung hukum yang jelas berdasar syariat islam mengenai semua produk-produk kuliner tersebut. Agar menghindari sejumlah keraguan, kecurigaan, apalagi rasa opini subjektif.

BPJPH Lembaga Negara Sertifikasi Halal

Atas permasalahan tersebut pemerintah melalui kementerian Agama membentuk Badan Penyelenggara produk halal (BPJPH). Pembentukan lembaga tersebut berdasarkan  UU No.33 tahun 2014 tentah JPH.

Alur Sertifikasi Halal BPJPH (Pict. Kemenag.Go.id)
Alur Sertifikasi Halal BPJPH (Pict. Kemenag.Go.id)
Tentunya dengan adanya lembaga tersebut diharapkan bisa membuat jaringan kerjasama kelembagaan serta standarisasi produk halal. Peran MUI tentunya tidak tergerus dimana selama 25 tahun ini MUI sebagai satu-satunya lembaga standarisasi halal Indonesia. Dalam hal ini BPJPH akan tetap meminta fatwa halal dan haramnya makanan dan minuman tersebut. Dalam artian MUI tetap sebagai pemberi rekomendasi yang dikelola sepenuhnya oleh BPJPH.

Kewenangan BPJPH dalam koordinasi Kemenag (Pict. Kemenang.go.id)
Kewenangan BPJPH dalam koordinasi Kemenag (Pict. Kemenang.go.id)

Mengapa perlu Konsumsi Makanan Halal?

Apa sebenarnya alasan mengapa kaum muslim perlu konsumsi makanan halal ? Dan apa saja hikmah di balik pelarangan makan makanan yang haram ?

Muslim sejati adalah muslim yang menjalankan islam secara kaffah dan bersungguh-sungguh. Sesuai firman Allah Surah Al' A'raf ayat 157

Dan Allah telah mengharamkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan mereka segala yang buruk.

Dengan memamhami ajaran islam dengan baik , maka apapun yang masuk ke dalam perut seorang muslim wajib memperhatikan aturan dan larangan dari Allah. Sebab hal ini adalah bentuk nyata ketaatan dan keimanan kepada Allah sang pencipta.

Memakan makanan Halal agar doa tidak terhalang.

Berdoa adalah kebutuhan mutlak seorang hamba. Sebab menunjukkan kelemahan dan kepasrahan seorang hamba. Manusia adalah mahluk yang terbatas kemampuannya hanya dengan kekuatan doa lah kita mampu mengubah takdir.

Dalam setiap hari seorang muslim berdoa dan menyampaikan permintaan kepada Allah baik itu urusan jodoh, rezeki,naik jabatan , kesehatan, dan lain sebagainya. Tetapi apakah semua doa yang di panjatkan itu diterima Allah?

Jawabannya belum tentu sebab, Allah tidak akan mengabulkan doa seorang hamba  karena boleh jadi  ada makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Ternyata efek dari memakan makanan yang haram ini mempunyai pengaruh signifikan dalam terkabulnya doa kita.

Dari Abu Hurairah .ra. berkata Rasulullah saw bersabda.

Sesungguhnya Allah itu suci dan tidak menerima yang suci.................. Seseorang yang menengadahkan tangan ke atas dan memohon, Ya Tuhan-Tuhan sementara makanan dan minuman haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan makan dengan yang haram bagaimana doanya bisa dikabulkan.

Berdoa dengan masih bergelimang dengan hal-hal haram yang dimurkai Allah apalagi mulut dan perut dimasuki makanan dan minuman haram bagaimana bisa dikabulkan oleh Allah.

Wisata kuliner dengan Aman bersama BPJPH

Saatnnya kita mawas diri dan berhati- hati mengkonsumsi makanan. Wisata kuliner boleh-boleh saja dilakukan namun tentu harus melihat label halal makanan yang akan kita konsumsi. Tentunya dengan hadirnya lembaga BPJPH akan makin memudahkan kita khususnya umat islam Indonesia dalam mengkonsumsi makanan dan minuman halal serta berbagai produk yang dijamin kehalalannya oleh lembaga resmi Negara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun