Penulis_@Ratu Eka Bkj
Dalam penelusuran Saya, memberikan perspektif bahwa Jayabhaya atau Jayabaya mengenai statement Ratu Adil dan Satrio Piningit itu bukanlah ramalan atau mitos terkait akhir zaman.
Namun, Jayabaya cenderung seorang Pakar Politik di masa kerajaan yang menganalisis situasi politik di masa depan. Bahwa, kemungkinan besar akan terjadi perubahan sistem tata negara yang cukup signifikan. Kalau zaman sekarang, Jayabaya bisa disetarakan dengan Profesor Ilmu Politik yang konsisten mengamati dan meneliti dinamika politik.
Kenapa Saya mendefinisikan Jayabaya sebagai Pakar Politik? Sebab, jabatan Jayabaya di masa lampau merupakan Prabu/Raja Berpengaruh di Kerajaan Kadiri atau Kediri. Sehingga, dia tentunya mempunyai riset dan eksperimen tentang dunia politik dan pemerintahan. Oleh sebab itu, tidak meleset jika statement yang dikeluarkan condong bersifat "Analisis" bukan "Mitos/Mistis".
Terkecuali, jika jabatan dia di masa lampau adalah "Pandita" / Tokoh Agama / Tokoh Mistis maka statement yang keluar akan condong bersifat "Mitos/Dogma". Nah, karena Jayabaya merupakan Tokoh Prabu/Raja maka statement yang dia sampaikan adalah berupa ANALISIS POLITIK DAN TATA NEGARA.
Kebanyakan orang salah kaprah, menilai terkait datangnya Ratu Adil dan Satrio Piningit. Mereka mengira itu terkait akhir zaman. Bahkan, konyolnya mengaitkan dengan dogtrin agama seperti Imam Mahdi atau sejenisnya. Konyol itu, interpretasi yang tidak menggunakan akal dan rasional. Mungkin disebabkan, Indonesia lama dijajah dan rendah pengetahuan ilmiah.
Padahal, kalau dianalisis lebih mendalam. Konsep adanya Ratu Adil dan Satrio Piningit merupakan revolusi politik dan tata negara di Indonesia. Tentunya, kemungkinan akan terjadi perubahan besar.
Kemungkinan besar, Indonesia akan berubah menjadi negara Monarki Parlementer. Kemudian, Ratu Adil disini pastinya Beliau adalah Raja Perempuan bukan Raja Laki-Laki. Sebab, sejarah membuktikan bahwa seluruh Kerajaan di Jawa Timur memberi gelar kepada Raja Laki-Laki adalah "Prabu". Sedangkan, "Ratu" merupakan gelar yang diberikan untuk Raja Perempuan.
Jayabaya sendiri sebagai Pengamat Politik yang ulung juga dari Jawa Timur Kediri, yang juga menganalisis dan mengatakan bahwa Ratu Adil berasal dari Jawa Timur. Sehingga kultur penyebutan gelar, harus diruntut dengan sejarah pemberian gelar-gelar di Kerajaan Jawa Timur masa lampau.
Lalu, Satrio Piningit itu siapa dan gelarnya apa? Menganalisis dan meruntut tentang Sejarah Kerajaan yang ada di Jawa Timur. Gelar "Satrio Piningit" biasanya diberikan kepada seseorang yang setara dengan: Orang Kepercayaan Ratu/Prabu atau Pendamping Ratu/Prabu, seorang Kapten Perang, atau kalau kita lihat kultur Majapahit seorang Satrio Piningit itu setara dengan Maha Patih yang jabatannya seperti Gajah Mada. Kalau dalam tata negara Monarki Parlementer, setara dengan jabatan Perdana Menteri. Artinya, adalah orang Kedua di suatu Negara.
Dari analisis di atas menunjukkan bahwa, Ratu Adil merupakan Presiden berjenis kelamin Perempuan / Raja Perempuan yang adil, pemberani, berpengaruh. Beliau membawa pengaruh signifikan pada perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia, yang kemungkinan besar akan menjadi sistem Monarki Parlementer. Ratu Adil didampingi oleh orang kepercayaan-nya, yang diberi gelar Satrio Piningit. Dia bertugas untuk mendampingi, menjalankan perintah dan peraturan dari Ratu Adil. Dia yang mengeksekusi konsep yang dicetuskan, diinstruksikan, dan ditetapkan oleh Ratu Adil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H