Mohon tunggu...
ratudewita
ratudewita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengenalan Stunting dan Cara Mengatasinya

25 Juni 2024   21:47 Diperbarui: 25 Juni 2024   22:08 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata untuk usianya. Stunting disebabkan oleh kurangnya nutrisi sejak bayi dalam kandungan dan masa awal setelah lahir sehingga mengakibatkan masalah kesehatan sepanjang hayat. Dampak stunting juga mengakibatkan penurunan IQ hingga risiko yang lebih besar terhadap diabetes dan kanker.

Penderita stunting memiliki sistem kekebalan yang lemah, lebih rentan terhadap penyakit seperti diabetes dan kanker, dan cenderung meninggal lebih awal daripada orang yang normal. Perkembangan otak juga terdampak, penderita juga memiliki IQ yang lebih rendah dan penurunan pendapatan setelah mereka dewasa.

Stunting dapat di atasi dengan cara : 

1. Pemberian Gizi yang Optimal

Seperti pemberian asi eksklusif selama enam bulan pertama tanpa tambahan makanan atau minuman lain. Setelah enam bulan, perkenalkan MP-ASI yang kaya nutrisi, seperti bubur saring yang mengandung protein (daging, telur, ikan), karbohidrat (nasi, kentang), lemak sehat (minyak kelapa, alpukat), dan serat (sayur-sayuran dan buah-buahan).

2. Pemberian Suplemen

Vitamin A : Memberikan suplemen vitamin A dua kali setahun dapat membantu mencegah kekurangan vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Zat Besi dan Zinc : Suplemen ini penting untuk mencegah anemia dan mendukung pertumbuhan serta fungsi sistem kekebalan tubuh.

Makanan Tambahan : Program pemberian makanan tambahan oleh pemerintah sering kali termasuk bubur kacang hijau, biskuit, atau makanan padat gizi lainnya yang didistribusikan di posyandu atau puskesmas.

3. Perbaikan Kesehatan Lingkungan :

Sanitasi : Membangun dan memelihara toilet yang bersih serta mengelola limbah dengan baik untuk mencegah penyakit.

Kebersihan : Ajarkan anak dan keluarga tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

Air Bersih : Pastikan akses ke air minum yang bersih dan aman, serta memasak air jika sumber air kurang aman.

4. Pencegahan dan Pengobatan Infeksi : 

Imunisasi : Ikuti jadwal imunisasi yang dianjurkan untuk melindungi anak dari penyakit menular yang dapat mempengaruhi pertumbuhan.

Pengobatan Infeksi : Segera obati infeksi seperti diare, malaria, dan infeksi saluran pernapasan atas dengan konsultasi ke dokter atau puskesmas.

5. Pendidikan dan Stimulasi Dini :

Stimulasi Mental dan Emosional : Berinteraksi dengan anak melalui bermain, membaca, dan berbicara untuk merangsang perkembangan kognitif dan emosional.

Pendidikan Orang Tua : Program pendidikan untuk orang tua mengenai pentingnya nutrisi, cara merawat anak yang baik, dan kebersihan.

6. Pemeriksaan Rutin Kesehatan Anak :

Posyandu : Kunjungi posyandu setiap bulan untuk memantau berat badan dan tinggi badan anak, serta mendapatkan saran tentang nutrisi dan kesehatan.

Pemeriksaan Berkala : Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin di puskesmas atau klinik untuk mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan sejak dini.

7. Program Pemerintah :

Intervensi Gizi Terpadu (PGT) : Program pemerintah yang fokus pada pemberian makanan tambahan, suplemen vitamin, dan monitoring kesehatan anak.

Program Keluarga Harapan (PKH) : Memberikan bantuan tunai kepada keluarga miskin yang memiliki balita untuk mendukung kebutuhan gizi dan kesehatan anak.

Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) : Menyediakan bantuan pangan berupa bahan makanan pokok yang kaya nutrisi untuk keluarga miskin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun