TRANSFORMASI MAHASISWA PASCA PANDEMI MENUJU ERA SOCIETY 5.0: BERKEMBANG ATAU TUMBANG?
Â
Dengan adanya perpindahan era 4.0 menuju society 5.0 telah membawa perubahan yang sangat besar salah satunya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi tersebut membawa dampak pada pendidikan di Indonesia.
Secara sederhana, revolusi industri 4.0 merupakan era industri yang memungkinkan seluruh entitas di dalamnya untuk saling komunikasi kapan sajah secara real time dengan memanfaatkan teknologi internet. Kemudahan ini mendorong tercapainya kreasi nilai baru.
Sedangkan society 5.0 semua kemajuan dan perubahan yang di bawah revolusi industri 4.0 mungkin membuat semua orang merasa tidak ada revolusi lagi yang bisa terjadi. Namun pikiran itu musnah setelah muncul era society 5.0 sederhananya, era society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.
Perbedaan mendasar di antara keduanya dari penjelasan di atas bisa di tarik bahwa secara garis besar perbedaan mendasar antara 4.0 dan 5.0 adalah fakta bahwa revolusi industri 4.0 fokus melakukan pekerjaan secara otomatis sementara itu era society lebih menekankan kepada perluasan aspek kerja serta mengoptimalkan tanggung jawab jam kerja dalam menyesuaikan pekerjaan.
Pada masa pandemic pendidikan merupakan salah satu aspek yang terkena dampak dari pandemic covid-19, sehingga terjadi perubahan yang awalnya proses pembelajaran dilakukan dengan tatap muka harus bertransformasi menjadi pembelajaran daring.
Banyak sekali pada masa itu mahasiswa yang kesulitan menyesuaikan belajar secara daring, bukan hanya mahasiswa tetapi dosen pun kesulitan dalam mengajar. Kata Pit Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) kemendikbud Nizam di Jalan Eyckman,Kota Bandung, Jumat (7/8/2020).
Dia menjelaskan sama halnya dengan mahasiswa yang memilih pembelajaran fisikal,dosenpun stres mengajar secara daring. "Jadi ini kondisi yang harus kita hadapi, saatnya kita beradaptasi istilahnya new normal belajar melalui daring," ujarnya.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan survei kepada 230 ribu mahasiswa tentang pengalamannya mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau kuliah daring selama masa pandemi virus korona (covid-19). Â Dari survei itu terungkap, mayoritas mahasiswa merasa nyaman dengan metode kuliah daring.(Putra,I.P,2020)
Walaupun awalnya para mahasiswa kesulitan dalam melakukan pembelajaran daring tetapi seiring berjalannya waktu mereka mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan bantuan teknologi yang semakin mempermudah peroses belajar mereka. Sekarang covid-19 sudah berlalu dan keterampilan mahasiswa di bidang digital meningkat dan semakin creative sehingga pada era society 5.0 ini tidak membuat para mahasiswa kaget dengan perkembangan teknologi karena sudah terbiasa dalam menggunakannya ketika masa pembelajaran daring berlangsung secara tidak langsung itu sudah menandakan bahwa ternyata kita sudah semakin maju dan berkembang dari pada sebelum terjadinya masa pandemic tersebut.
Jadi pada era society 5.0 masyarakat Indonesia terutama para mahasiswa sudah semakin berkembang setelah pasca pandemic berlalu di tandai dengan banyaknya karya-karya para mahasiswa ketika mereka memiliki banyak waktu luang di rumahnya karena pembelajaran yang tadinya tatap muka di gantikan dengan zoom waktu itu, tidak hanya itu banyak juga para mahasiswa yang mendirikan usaha di bidang digital dengan membuat konten social media dari startup-startup atau produk yang sangat membutuhkan seperti foto-foto dan vidieo company profile dan juga vidieo produknya,Sampai sekarang walaupun pandemic sudah terlewati tetapi digital agency masih berkembang pesat apalagi dalam usaha branding suatu produk dari sebuah perusaan.
Nah kawan-kawan dari sini kita sudah bisa menentukan transformasi mahasiswa pasca pandemic menuju era society 5.0 tidak tumbang melainkan semakin berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H