Saat ini dunia sedang dilanda pandemi kasus virus Covid-19 Virus yang berasal dari kota Wuhan, China, awalnya ditemukan pada bulan Desember 2019. Karena penyebarannya yang begitu cepat dan tidak kasat mata ke berbagai Negara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa dampak dari penyebaran virus ini sangat banyak, bahkan WHO menetapkan status covid-19 sebagai pandemi internasional.Â
Namun akibat dari ketidak pedulian masyarakat, pada akhir bulan Maret 2020, terjadi lonjakan tertinggi sebanyak 100 kasus per hari dari penambahan rata-rata sebelumnya (Lokadata.id, 2020).Â
Hal ini menjadi hangat untuk diperbincangkan, seolah–olah perhatian publik hanya tertuju pada kasus virus Covid-19 tidak dipungkiri dalam hal penggunaan media.Â
Semakin kasus ini menyebar, semakin penting juga peran televisi, karena dengan banyak kasus maka media televisi akan sering menyampaikan informasi pada masyarakat, dan masyarakat membutuhkan informasi tersebut.
Adanya keadaan ini, televisi memberikan efek positif dan negatif. Jadi apapun yang disampaikan oleh media akan menimbulkan efek secara langsung pada pedagang kaki lima karena mereka akan menerima informasi yang mereka butuhkan begitu saja di tengah kasus yang sedang terjadi. Tidak mengherankan seringnya berita mengenai covid-19 yang ditayangan oleh berita di televisi sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Mereka tidak pernah mengetahui apakah tayangan itu berpengaruh atau tidak.Â
Bagi sebagian masyarakat, berita di televisi hanyalah sebuah berita dan tidak membahayakan. Oleh karena itu, pandemi dan terpaan berita media ini membuat pedagang kaki lima merasa tidak aman dan secara tidak langsung merasa terganggu dalam Upaya pedagang kaki lima dalam mengatasi terpaan berita penyebaran Covid-19 di televisi 243 menjalani pekerjaan sehari - harinya, maka dari itu, hal ini yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, sehingga peneliti bisa mengetahui dan menjelaskan bagaimana upaya Pedagang Kaki Lima dalam Mengatasi Terpaan Berita Penyebaran covid-19.
Permasalahan lainnya yaitu yang dihadapi UMKM, Dalam perekonomian Indonesia UMKM merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.Â
Strategi untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit. Saat ini skim kredit yang sangat familiar di masyarakat adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dengan kategori usaha layak, tanpa agunan. Selain itu penguatan lembaga pendamping UMKM dapat dilakukan melalui kemudahan akses serta peningkatan capacity building dalam bentuk pelatihan dan kegiatan penelitian yang menunjang pemberian kredit kepada UMKM.
Dengan keadaan pandemi seperti ini di Indonesia sudah banyak kasus-kasus dimana para pedagang/UMKM gulung tikar dikarenakan penjualan yang terus turun pendapatannya dikarenakan masyarakat lebih tertarik untuk berbelanja melalui online karena untuk meminimalisir resiko terkena virus Covid-19, namun ada juga yang masih bertahan walaupun pendapatannya tidak sebanyak seperti biasanya. Dengan ini penulis ingin memberikan penguatan dan pendampingan berupa tips dan trik agar UMKM tetap produktif di tengah pandemi, yaitu:
1. Lakukan Analisis SWOT
Analisis strength, weakness, opportunity, and threat (SWOT) penting dilakukan di masa sulit ini. Dengan analisis SWOT, para pelaku UMKM bisa menginventarisir mana yang jadi kekurangan atau kelemahan usaha, dan hal apa yang justru jadi kekuatan dan sumber peluang.
2. Inovasi Promosi
Inovasi nyatanya penting dilakukan dalam berbisnis. Inovasi pun tak hanya sebatas produk, tapi yang berkaitan dengan promosi dan pemasaran. Nah disinilah peran besar teknologi bagi UMKM. Dengan memanfaatkan teknologi digital, produk UMKM bisa dipasarkan tak hanya lewat offline saja, tapi juga melalui sosial media, seperti Facebook, Instagram, bahkan Youtube.
3. Gabung Komunitas
Banyak yang menyebut bahwa UMKM memiliki tingkat ketahanan tinggi ketika menghadapi krisis, dibandingkan usaha besar. Ya para pelaku UMKM berhasil karena mereka bergabung dengan komunitas wirausahawan. Adanya komunitas wirausahawan, para UMKM tak hanya sebatas untuk meningkatkan pengetahuan, tapi agar dapat saling menguatkan, membantu dalam memenuhi bahan produksi, termasuk mempromosikan usaha.
4. Jurnal Online
Memilih untuk beradaptasi dan bertransformasi dari operasional bisnis offline ke online adalah pilihan yang tepat. Dengan membuat jurnal online, semua penagihan dan pembayaran dapat dilakukan dengan mudah, tanpa harus bertatap muka. Dokumen penagihan atau pembayaran dari pelanggan, bisa dicek langsung lewat banyak jaringan, seperti email atau WhatsApp. Dengan menggunakan jurnal online, maka cashflow pun tetap terjaga.
5. Perencanaan Anggaran
Para pelaku UMKM yang berhasil berdiri di tengah pandemi ini karena mereka mengatur atau merencanakan anggaran dengan matang. Mereka berusaha agar pengeluaran usaha tak lebih besar dibandingkan pemasukan. Kunci keberhasilan menjalankan strategi di poin ini adalah menyusun anggaran dan biaya kebutuhan usaha dengan tepat guna serta memangkas biaya yang kurang penting.
6. Monitor Usaha
Kecanggihan teknologi semakin membawa perubahan besar pada dunia UMKM yang mampu beradaptasi. Di kondisi seperti sekarang ini, memonitor usaha dilakukan para pelaku UMKM dengan bermodal internet dan smartphone. Mereka tak perlu repot ke toko atau tempat usaha untuk memonitor pelayanan pelanggan dan mengecek arus transaksi usaha. Itu karena semua dapat dilakukan online.
7. Cek Persediaan Barang
Melakukan cek persediaan barang secara berkala dengan menggunakan jurnal online menjadi solusi UMKM di tengah pandemi. Dengan memanfaatkan jurnal online, para pelaku usaha dapat dengan mudah mengecek ketersediaan barang, tanpa harus membuang banyak waktu untuk dihitung secara manual.
Dari ketujuh poin diatas diketahui bahwa teknologi informasi, inovasi, dan kreativitas merupakan benang merah dalam meningkatkan perekonomian para UMKM di Indonesia, di tengah masa pandemi ini. Dengan adanya kegiatan KKN Tematik UPI 2021 semoga dapat membantu kesulitan yang sedang dihadapi oleh para pedagang dan UMKM pada masa pandemi Covid-19 serta mampu memberikan pemahaman, wawasan, dan manfaat untuk saat ini dan kedepannya.
KKN Tematik UPI 2021Â
DPL : Iik Nurulpalik, M.Pd., M.Ap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H