Mohon tunggu...
Ratu Alia Divatresta
Ratu Alia Divatresta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional UPNVYK

just trust yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Diplomasi Publik China dan Indonesia dalam Peluncuran Kereta Cepat "Whoosh"

24 Mei 2024   13:31 Diperbarui: 24 Mei 2024   13:57 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.detik.com

Setelah banyak pertimbangan, akhirnya Indonesia menerima bantuan dari China. 

Terealisasikannya proyek ini tidak hanya meningkatkan infrastruktur bagi Indonesia, tetapi juga sebagai bentuk keberhasilan diplomasi publik kedua negara tersebut. Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dibangun dengan tujuan salah satunya untuk mempersingkat waktu perjalanan antara Jakarta-Bandung hanya dalam 40 menit. 

Bagi China, proyek kereta cepat merupakan bentuk diplomasi publik China untuk membentuk perspektif positif di mata masyarakat Indonesia. China Railway Group Limited (CREC) merupakan salah satu perusahaan China yang bekerjasama dengan perusahaan Indonesia dalam peluncuran kereta cepat Jakarta-Bandung. 

Tidak hanya perusahaan saja, pemerintah dan masyarakat yang menjadi tenaga kerja pun ikut turut serta dalam pengoperasian kereta cepat ini. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga melibatkan pendekatan budaya melalui program pelatihan yang dihadiri oleh para petinggi insinyur dan tenaga kerja dari kedua negara tersebut. 

Adanya proyek ini juga menimbulkan kepercayaan antara kedua belah pihak dalam membangun proyek-proyek selanjutnya yang tidak hanya dalam lingkup teknologi dan infrastruktur melainkan juga dalam bidang pariwisata, pendidikan, dan bidang lainnya. 

Kesuksesan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung juga menjadi bukti bahwa Indonesia dapat menjadi tempat yang bisa dijanjikan untuk para investor internasional dalam berinvestasi di Indonesia sehingga pertumbuhan perekonomian di Indonesia juga meningkat.

Namun, dibalik keberhasilan proyek kereta cepat ini banyak sekali hambatan yang ditanggung oleh Indonesia.

Faktanya, pembangunan proyek kereta cepat ini tidak sesuai estimasi yang diharapkan pemerintah karena proyek ini mundur hingga tujuh tahun dan dana pengeluaran membengkak sekitar Rp 112 triliun. 

Prediksi yang diperkiraan tidak tepat dan berakhir menjadi cost overrun pada akhirnya juga menggunakan APBN.

Selain itu, Indonesia tidak bersikeras untuk menggunakan sumber daya sendiri melainkan mengajak negara lain untuk berinvestasi membantu proyek ini. Hal ini menimbulkan gejolak diplomasi yang terjadi.

Pemerintah Indonesia ingin melanjutkan proyek ini dengan memperpanjang rute ke Surabaya, Jawa Timur. Namun, banyak masukan dan protes karena biaya yang sangat besar dan adanya dampak yang besar bagi lingkungan seperti banjir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun