Kota Malang sudah tidak asing bagi kita warga Indonesia ,apalagi kini Kota Malang sering tersorot di media sosial seperti di TikTok,Instagram,dan lain lain. Banyak anak muda luar kota bahkan luar pulau yang merantau di Kota Malang sehingga kota ini cukup famous dikalangan anak muda jaman sekarang. Kota Malang memiliki begitu banyak ketertarikan untuk dijadikan tempat tinggal maupun tempat untuk mencari ilmu.Â
Wilayah yang strategis ini dimanfaatkan pemerintah sebagai kota yang nyaman untuk dikunjungi atau kota wisatawan. Ramainya Kota Malang juga dimanfaatkan untuk memajukan perekonomian Kota Malang, yah walaupun dimana-mana macet khususnya di jalan-jalan yang dekat daerah kampus.Â
Kemenarikan Kota Malang ini memang ada sejak dulu karena Kota Malang mengusung konsep tata kota Garden City,dengan memberikan view dikelilingi pegunungan.
Pembangunan fasilitas umum di Kota Malang cukup pesat. Pemerintah Kota Malang tak kurang kurang mengeluarkan anggaran untuk memasang kursi dipinggiran jalan seperti di jalan Ijen,sekitar stasiun, dan lain-lain. Menyadari bahwa warga Kota Malang ini suka duduk-duduk ketika jam istirahat untuk menenangkan hati.Â
Oleh karena itu pemerintah Kota Malang memfasilitasinya dengan baik walaupun ada beberapa oknum warga yang menyalah gunakan fasilitas tersebut dengan berbuat tidak senonoh sampai diviralkan hingga pemerintah memberikan sanksi tegas dengan menutup beberapa titik bangku duduk di Kota Malang.Â
Baru baru ini yang lagi trend di Kota Malang yaitu Jalan Kayutangan Heritage. Tentunya warga Kota Malang tidak asing dengan Jalan Kayutangan Heritage yang kini menjadi pusat perhatian. Jalan ini kini sering dijuluki dengan Malioboronya Jawa Timur.
Jalan Kayutangan Heritage ini mengusung tema Kolonial yang di balance dengan zaman sekarang. Pembangunan Jalan Kayutangan Heritage dilakukan secara bertahap dengan mempertahankan kawasan Kayutangan menjadi pusat pertokoan, pembangunan dilakukan sejak tahun 2019 sampai tahun 2022.Â
Saat Pembangunan Jalan Kayutangan Heritage ini terbagi menjadi 3 zona , Zona I meliputi area simpang PLN sampai simpang Rajabali , Zona II meliputi area Rajabali sampai Jl.Jenderal Basuki Rahmat gang IV ,lalu Zona III meliputi area Jl.Jenderal Basuki Rahmat gang IV sampai di Sarinah.
Awal mula pembangunan Jalan Kayutangan Heritage ini dikejutkan oleh penemuan rel trem dengan panjang 200 meter yang ditemukan pada saat pembongkaran jalan yang tepatnya berada di Zona I. Rel trem tersebut peninggalan pada zaman colonial tepatnya di tahun 1903 yang panjangnya sampai 6 kilometer yang titiknya di Stasiun Blimbing hingga ke Jagalan. Rel trem ini memiliki nilai sejarah jadi diputuskan untuk tidak dibongkar.
Pembangunan Jalan Kayutangan Heritage tidak lepas dari pembiayaan dana yang tinggi. Dari tahun 2020-2021 dilakukan penataan pada zona I dan Zona II yang mengeluarkan biaya sebesar 23 miliar yang didapatkan dari Program Kawasan Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) oleh Kementrian PUPR. Penataan yang difokuskan pada pemasangan batu andesit pada Rajabali dan Simpang PLN, pemasangan kursi, dan menata permukiman.Â
Angka 23miliar bukanlah angka yang kecil tentu banyak perhitungan yang telah dilakukan. Tidak hanya itu Zona I dan Zona II lagi lagi mengocek duit kurang lebih 1,6 miliar dari APBD 2021 Kota Malang. Uang 1,6 miliar ini digunakan untuk memasang 98 lampu hias  dan menanam pohon tabebuya 38 yang dimulai dari Simpang PLN samapai ke Jalan Jenderal Basuki Rahmat gang IV. Angka yang cukup fantastis untuk memasang dekorasi atau printilan di jalan ini.