Mohon tunggu...
Ratu Keyko Billqist
Ratu Keyko Billqist Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember 2022

bismilah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Butuh Puluhan Miliar untuk Jalan Kayutangan Heritage

20 Maret 2023   22:34 Diperbarui: 20 Maret 2023   23:01 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kota Malang sudah tidak asing bagi kita warga Indonesia ,apalagi kini Kota Malang sering tersorot di media sosial seperti di TikTok,Instagram,dan lain lain. Banyak anak muda luar kota bahkan luar pulau yang merantau di Kota Malang sehingga kota ini cukup famous dikalangan anak muda jaman sekarang. Kota Malang memiliki begitu banyak ketertarikan untuk dijadikan tempat tinggal maupun tempat untuk mencari ilmu. 

Wilayah yang strategis ini dimanfaatkan pemerintah sebagai kota yang nyaman untuk dikunjungi atau kota wisatawan. Ramainya Kota Malang juga dimanfaatkan untuk memajukan perekonomian Kota Malang, yah walaupun dimana-mana macet khususnya di jalan-jalan yang dekat daerah kampus. 

Kemenarikan Kota Malang ini memang ada sejak dulu karena Kota Malang mengusung konsep tata kota Garden City,dengan memberikan view dikelilingi pegunungan.

Pembangunan fasilitas umum di Kota Malang cukup pesat. Pemerintah Kota Malang tak kurang kurang mengeluarkan anggaran untuk memasang kursi dipinggiran jalan seperti di jalan Ijen,sekitar stasiun, dan lain-lain. Menyadari bahwa warga Kota Malang ini suka duduk-duduk ketika jam istirahat untuk menenangkan hati. 

Oleh karena itu pemerintah Kota Malang memfasilitasinya dengan baik walaupun ada beberapa oknum warga yang menyalah gunakan fasilitas tersebut dengan berbuat tidak senonoh sampai diviralkan hingga pemerintah memberikan sanksi tegas dengan menutup beberapa titik bangku duduk di Kota Malang. 

Baru baru ini yang lagi trend di Kota Malang yaitu Jalan Kayutangan Heritage. Tentunya warga Kota Malang tidak asing dengan Jalan Kayutangan Heritage yang kini menjadi pusat perhatian. Jalan ini kini sering dijuluki dengan Malioboronya Jawa Timur.

Jalan Kayutangan Heritage ini mengusung tema Kolonial yang di balance dengan zaman sekarang. Pembangunan Jalan Kayutangan Heritage dilakukan secara bertahap dengan mempertahankan kawasan Kayutangan menjadi pusat pertokoan, pembangunan dilakukan sejak tahun 2019 sampai tahun 2022. 

Saat Pembangunan Jalan Kayutangan Heritage ini terbagi menjadi 3 zona , Zona I meliputi area simpang PLN sampai simpang Rajabali , Zona II meliputi area Rajabali sampai Jl.Jenderal Basuki Rahmat gang IV ,lalu Zona III meliputi area Jl.Jenderal Basuki Rahmat gang IV sampai di Sarinah.

Awal mula pembangunan Jalan Kayutangan Heritage ini dikejutkan oleh penemuan rel trem dengan panjang 200 meter yang ditemukan pada saat pembongkaran jalan yang tepatnya berada di Zona I. Rel trem tersebut peninggalan pada zaman colonial tepatnya di tahun 1903 yang panjangnya sampai 6 kilometer yang titiknya di Stasiun Blimbing hingga ke Jagalan. Rel trem ini memiliki nilai sejarah jadi diputuskan untuk tidak dibongkar.

Pembangunan Jalan Kayutangan Heritage tidak lepas dari pembiayaan dana yang tinggi. Dari tahun 2020-2021 dilakukan penataan pada zona I dan Zona II yang mengeluarkan biaya sebesar 23 miliar yang didapatkan dari Program Kawasan Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) oleh Kementrian PUPR. Penataan yang difokuskan pada pemasangan batu andesit pada Rajabali dan Simpang PLN, pemasangan kursi, dan menata permukiman. 

Angka 23miliar bukanlah angka yang kecil tentu banyak perhitungan yang telah dilakukan. Tidak hanya itu Zona I dan Zona II lagi lagi mengocek duit kurang lebih 1,6 miliar dari APBD 2021 Kota Malang. Uang 1,6 miliar ini digunakan untuk memasang 98 lampu hias  dan menanam pohon tabebuya 38 yang dimulai dari Simpang PLN samapai ke Jalan Jenderal Basuki Rahmat gang IV. Angka yang cukup fantastis untuk memasang dekorasi atau printilan di jalan ini.

Tak selesai dengan itu pada tahun 2022 Proyek Jalan Kayutangan Heritage ini kembali membutuhkan dana sebesar 5,8 miliar , dana 5,8 miliar yang berasal dari APBD 2022 Kota Malang. Dana 5,8 miliar ini difokuskan pada Zona III sebagai penataan pendestrian,memasang bollard berbentuk bola dan tiang beton pembatas jalan ,perbaikan trotoar, hingga menata ulang batu andesit yang terletak di Monumen Chairil Anwar.

Dengan fantastisnya dana yang dikeluarkan pasti ada desas-desus kasus terkait penyimpangan dana dalam pembanguna Jalan Kayutangan Heritage. Pada tahun 2020 silam Kejaksaan Negeri Kota Malang memeriksaa 3 orang yang terduga menjadi pelaku penyimpangan dana proyek ini yaitu direktur CV Banggapupah,kontraktor serta kepala Dinas Pekerjaan Umum. 

Dua bulan dilaksanakan penyidikan Kejaksaan Negeri Kota Malang telah menemukan kekurangan volume dalam pekerjaan dan perubahan spesifikasi. Kepala Kejari Kota Malang memberitahukan akan menghentikan penyelidikan jika kontraktor dapat mengembalikan dana kekurangan volume pekerjaan sebesar 289juta dengan kurun waktu seminggu. Akhir dari kasus ini berakhir damai karena pihak kontraktor telah mengembalikan dana kekurangan , dan kasus korupsi pada proyek pembangunan ini terbukti adanya.

Kembali ke Jalan Kayutangan Heritage , kini sudah sangat ramai dikunjungi berbagai wisatawan dari luar kota yang penasaran. Walaupun Jalan Kayutangan Heritage ini sempat disinggung tentang kurangnya lahan parkir yang tersedia sehingga menyebabkan kemacetan. Untuk menanggulangi masalah itu diberlakukannya jalan satu arah atau one way sehingga badan jalan lebih luas dan menambah lahan parkir. 

Walaupun keputusan satu arah ini sempat membuat beberapa warga Kota Malang ini kesal karena harus muter muter,tetapi cukup memberikan dampak baik untuk mengurangi kemacetan meskipun kemacetan malah terjadi beberapa titik.

Saya sebagai penulis berharap jika ada kelanjutan pembangunan Jalan Kayutangan Heritage lagi diberikan kepada kontraktor yang bertanggung jawab sehingga pembangunan dapat dilangsungkan dengan lancar dan menghasilkan hasil yang sesuai agar tidak mencuat asumsi-asumsi buruk masyarakat. Pemerintah yang diberikan tanggung jawab juga harus komitmen dan tidak memanfaatkan jabatan untuk mengambil keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun