FAO melakukan beberapa tindakan untuk memfasilitasi pemerintah RAT dan bekerja sama dengan organisasi internasional lain. Dalam hal ini, FAO bekerjasama dengan World Food Programme (WFP) untuk memastikan kebutuhan pangan yang cukup bagi masyarakat Republik Afrika Tengah. FAO pun telah melakukan program The Crop and Food Security Assessment Mission (CFASM) bersama WFP sebagai respons terhadap permintaan dari pemerintah Republik Afrika Tengah.Â
- FAO Strategic Frameworks
Sejak tahun 1979, FAO telah berkolaborasi dengan pemerintah Republik Afrika Tengah dalam beberapa hal, termasuk merumuskan kebijakan sektor pertanian, meningkatkan produktivitas pertanian, mengembangkan kapasitas lembaga, melindungi ternak dan tanaman, mendukung sistem pembangunan peringatan dini, serta memberikan bantuan kepada orang-orang yang rentan.Â
- Crop and Food Security Assessment Mission (CFSAM)
CFASM bertujuan utama untuk mengevaluasi keadaan pangan dan pertanian di suatu wilayah atau negara. Misi ini biasanya dilaksanakan sebagai respons terhadap kekhawatiran terkait keamanan pangan, baik itu akibat bencana alam, konflik, atau faktor lain yang dapat memengaruhi produksi pertanian dan ketersediaan pangan.Â
Apakah berhasil?Â
Program-program atau kebijakan yang diterapkan tersebut tidak semuanya berhasil dan berjalan dengan lancar, karena adanya hambatan dalam penerapannya, seperti :
- Terdapat tantangan dalam mengirimkan bantuan ke dalam negara tersebut karena akses yang sulit, dimana terdapat ancaman serangan dari pihak yang terlibat dalam konflik agar bantuan tidak dapat melewati perbatasan.
- Pada program Resilience Support yang dijalankan oleh FAO menghadapi tantangan serius, terutama terkait dengan kerusakan lahan pertanian akibat konflik yang masih melanda negara tersebut.
- Pada program  The Crop and Food Security Assessment Mission menghadapi hasil yang kurang memuaskan karena rendahnya kesadaran masyarakat di Republik Afrika Tengah terhadap bahaya penyakit HIV AIDS dan TBC.
- Pada implementasi FAO Strategic Frameworks, ditemukan hasil negatif terhadap pengelolaan program oleh pemerintah negara yang tidak merata hingga daerah terpencil. Program ini hanya melibatkan area sejauh 12 km dari pusat pemerintahan di Bangui. Hambatan lain dalam menjalankan program ini melibatkan praktik korupsi dalam pemerintahan, sehingga dana yang disalurkan tidak sepenuhnya sampai ke petani di Republik Afrika Tengah.
FAO sebagai Organisasi Internasional yang berfokus pada isu krisis pangan pun kewalahan dalam membantu mengatasi permasalahan ini di Republik Afrika Tengah. Upaya sekuritisasi FAO melalui beberapa program mengalami hambatan dan kendala di lapangan.Â
FAO dihadapkan pada faktor-faktor kompleks saat menjalankan program bantuan. Berbagai faktor ini pun saling mempengaruhi, seperti situasi pemerintahan Republik Afrika Tengah pasca perang yang telah mengganggu stabilitas perekonomian dan jaminan kesehatan bagi masyarakat setempat.Â
Faktor lainnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat Republik Afrika Tengah dalam memaksimalkan lahan pertanian, terutama dengan kondisi geografis yang beriklim tropis.Â
Adanya keterkaitan berbagai macam faktor membuat upaya sekuritisasi yang dilakukan FAO kurang berjalan dengan baik, sehingga kondisi masyarakat RAT belum dapat mengalami peningkatan dalam masalah krisis pangan.
Memang, pada perjalananya FAO belum berhasil secara signifikan untuk mengatasi isu krisis pangan yang melanda Republik Afrika Tengah karena berbagai upayanya selalu terdapat kendala saat dilaksanakan.Â
Namun, hambatan yang paling utama dalam isu ini adalah bahwa FAO tidak dapat mencapai hasil maksimal jika pemerintahan RAT sendiri belum efektif dalam menjalankan sistem pemerintahannya karena penanganan isu tertentu akan selalu membutuhkan kolaborasi yang baik agar mencapai keberhasilannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H