Baca :
Papa Minta Saham, Ketika Raksasa Freeport Tampak Liliput
Dari gelagatnya, Jokowi sendiri sebenarnya kurang terlalu sreg dengan Poros Jakarta – Peking. Seperti saya bilang di awal, Poros Jakarta – Peking bukan inisiatif Jokowi, melainkan tekanan Partai dan Pemodal Tiongkok.
Untuk urusan lobi istana, Gubernur Jenderal Tiongkok di Istana tentu semua sudah tahu, adalah Menteri BUMN Rini Soemarno. Di sisi tandingannya, ada kelompok Luhut BP sebagai Gubernur Jenderal Amerika Serikat di Istana. Saat ini, dengan fakta Poros Jakarta – Peking, Gubernur Jenderal Tiongkok Rini Soemarno masih menang posisi. Namun kelihatannya tidak bertahan lama, kelompok Luhut BP tengah bergerak serius membangun Poros Jakarta – New York.
Jadi sebetulnya memang terbuka peluang besar Jokowi akan pindah kapal untuk pencapresan 2019. Itulah kenapa Jokowi menunjuk Luhut BP sebagai penanggung jawab lobi-lobi Freeport. Karena, jika cawe-cawe Freeport sukses, dan kelihatannya berhasil, akan tersedia modal untuk membangun kapal Jokowi di 2019.
Mari tinjau beberapa poin berikut ini :
- Poros Jakarta – Peking bukan inisiatif Jokowi.
- Jokowi kurang sreg dilabeli Presiden Bercitarasa Tiongkok.
- Jokowi kurang sreg dengan Operasi Tiongkok melalui Gubernur Jenderal Tiongkok Rini Soemarno.
- Capres AS Donald Trump dan bohirnya Carl Icahn berupaya bangun Poros Jakarta – New York.
- Donald Trump bangun kongsi bisnis bersama Hary Tanoe dari KMP.
- Carl Icahn bangun kongsi bisnis Freeport bersama Luhut BP, Setya Novanto, Muhammad Riza Chalid dari KMP.
- Kelompok Luhut BP, Setya Novanto, Muhammad Riza Chalid, Fadli Zon dan Hary Tanoe jadi kunci Poros Jakarta – New York.
- Jokowi melihat peluang bebas dari status Petugas Partai atau Petugas Tiongkok jika merapat ke Poros Jakarta – New York.
- Momentum pergantian Ketum Golkar peluang menciptakan keseimbangan politik Tiongkok versus Amerika Serikat.
- Gubernur Jenderal Tiongkok Rini Soemarno menjagokan Ade Komarudin sebagai calon Ketum Golkar.Â
- Gubernur Jenderal Amerika Serikat Luhut BP menjagokan Setya Novanto sebagai calon Ketum Golkar.
- Jika Setya Novanto menang kursi Ketum Golkar, Jokowi berpeluang bebas dari label Presiden Bercitarasa Tiongkok.
Meninjau poin-poin di atas, bukan tidak mungkin kabar yang mengatakan Jokowi menjagokan Setya Novanto di Ketum Golkar adalah benar. Apalagi, Setya Novanto menjadi satu-satunya kandidat Golkar yang tidak mengincar kursi Capres 2019. Tentu saja, Jokowi akan memiliki peluang maju Capres 2019 dari kapal lain jika mendukung Golkar di bawah Setya Novanto.
Kelihatannya, hasil Munaslub Golkar ini akan menjadi salah satu faktor penting kelangsungan Poros Jakarta – New York. Apabila Ade Komarudin memenangkan Ketum Golkar, artinya Poros Jakarta – Peking kian menancapkan cakarnya di Indonesia. Sebaliknya, jika Setya Novanto memenangkan Ketum Golkar, artinya Poros Jakarta – New York berpeluang menjadi penyeimbang Poros Jakarta – Peking di Indonesia.
Konon, hasil munaslub Golkar menjadi penentu agenda Reshuffle yang selama ini tertunda dan terkatung-katung. Jika Ade Komarudin menang Ketum Golkar, maka agenda Reshuffle tidak akan mencopot kelompok Gubernur Jenderal Tiongkok Rini Soemarno. Sebaliknya, jika Setya Novantro menang Ketum Golkar, maka agenda Reshuffle akan banyak mengganti kelompok Gubernur Jenderal Tiongkok Rini Soemarno.
Sangat menarik untuk disimak hasil Munaslub Golkar ini.
Apakah Indonesia akan semakin dicakar oleh Tiongkok dan Poros Jakarta – Peking?