Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Money

Papa Minta Saham, Ketika Raksasa Freeport Tampak Liliput

7 Desember 2015   18:54 Diperbarui: 7 Desember 2015   18:58 5202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transkrip di atas juga menunjukkan Maroef Sjamsoeddin ingin memperjelas status Jokowi dalam segudang permintaan Luhut.

Sekarang coba anda putar posisi melihat dari kacamata Freeport :

  1. Anda memiliki rekaman pembicaraan dengan 2 orang papan atas, Ketua DPR dan Raja Minyak.
  2. Dua pihak yang menjadi target rekaman tidak tahu menahu sedang direkam, sehingga ada kemungkinan isi pembicaraan apa adanya.
  3. Rekaman menyebut Luhut minta saham di PLTA Uru Muka dan jatah divestasi saham.
  4. Rekaman menyebut Jokowi menunjuk Luhut sebagai kuncen lobi-lobi persoalan Freeport.
  5. Sudah November, tak kunjung jelas apakah izin ekspor Freeport akan diperpanjang pada 23 Desember 2015.
  6. Freeport butuh suatu aksi yang mendapat simpati dan dukungan masyarakat.

Kalau anda pakai kacamata di atas, anda akan melihat perlunya membuka rekaman dengan kemasan Papa Minta Saham. Sasarannya jelas :

  1. Mengkampanyekan borok pemerintahan Jokowi dan permainan Luhut via Riza Chalid dan Setya Novanto.
  2. Menegaskan posisi tawar Freeport tanpa perlu frontal bicara perpanjangan kontrak dan izin ekspor Freeport.
  3. Mendapat dukungan publik melalui reduksi masalah menjadi Kongsi Gelap RI memeras seorang Maroef Sjamsoeddin.

Terlepas dari etis tidaknya Ketua DPR Setya Novanto dan Raja Minyak Riza Chalid terlibat lobi Freeport. Terlepas dari etis tidaknya Luhut Panjaitan menjadi kuncen lobi Freeport. Terlepas dari etis tidaknya Luhut minta proyek PLTA dan jatah divestasi Freeport. Terlepas dari etis tidaknya Jokowi tunjuk Luhut jadi kuncen lobi Freeport.

Jangan lupa, di balik semua ini ada Perpanjangan Izin Ekspor Freeport pada 23 Desember 2015.

Jangan lupa, di balik semua ini ada kewajiban Divestasi Freeport yang berubah dari 51% menjadi 30%.

Jangan lupa, di balik semua ini ada Perpanjangan Kontrak Karya Freeport yang hendak dipercepat keputusannya pada akhir 2015 atau awal 2016.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun