Dan salah besar kalau termakan opini media dan pembelaan Maroef Sjamsoeddin, bahwa Freeport pasif menerima segala lobi-lobi itu.
[caption caption="Sumber : Transkrip Rekaman Papa Minta Saham Halaman 5."]
[caption caption="Sumber : Transkrip Rekaman Papa Minta Saham Halaman 9."]
[caption caption="Sumber : Transkrip Rekaman Papa Minta Saham Halaman 15."]
[caption caption="Sumber : Transkrip Rekaman Papa Minta Saham Halaman 16."]
Sejumlah screenshot di atas jelas menunjukkan Maroef Sjamsoeddin pro aktif dalam merespon lobi-lobi Luhut via Riza Chalid dan Setya Novanto. Malah terlihat jelas Maroef Sjamsoeddin meminta ‘Segera dihitung’, ‘Bapak harus jelas juga berapa persen sahamnya’, ‘Coba dimatangkan yang soal saham’, dan sebagainya.Â
Jadi kalau Maroef Sjamsoeddin bilang pasif dan tidak pro aktif merespon lobi-lobi, beliau jelas berbohong. Skenario yang mungkin terjadi ada 2, yaitu :
- Freeport menanggapi positif usulan-usulan Luhut via Riza Chalid dan Setya Novanto. Namun jelang Desember tidak ada kejelasan. Dari rekaman lobi-lobi, Freeport temukan kelemahan Jokowi, maka Freeport balik arah jadikan rekaman sebagai senjata hantam RI.
- Freeport memang sejak awal membuka diri untuk lobi-lobi dalam rangka menjebak para lobbyist. Dalam hal ini, proses lobi Luhut via Riza Chalid dan Setya Novanto yang paling seksi untuk jadi senjata, maka terjadilah.
Saya tidak melihat adanya peluang ‘ketidaksengajaan’ dan ‘ketidakpantasan’ yang diklaim Maroef Sjamsoeddin mendasari dibukanya rekaman Papa Minta Saham. Ingat, Maroef Sjamsoeddin adalah mantan Wakil Kepala BIN, tak mungkin ia sepolos itu. Kasus Rekaman Papa Minta Saham jelas sebuah manuver terstruktur dan terorganisir yang dipersiapkan matang.
Apalagi, kalau melihat transkrip rekaman Papa Minta Saham, ada peran Jokowi dalam memuluskan permainan Luhut Panjaitan. Tentu saja, Jokowi muluskan permainan Luhut sangat seksi bagi Freeport menghantam pemerintah RI.
[caption caption="Sumber : Transkrip rekaman Papa Minta Saham Halaman 8."]
Kalau lihat transkrip di atas, terlihat jelas Luhut telah meminta Jokowi agar persoalan Freeport diserahkan ke Luhut. Makanya, Jokowi lalu meminta Setya Novanto menghadap Luhut Panjaitan. Terindikasi jelas, Jokowi memang menunjuk Luhut Panjaitan sebagai kunci persoalan Freeport.