Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Money

Papa Minta Saham, Ketika Raksasa Freeport Tampak Liliput

7 Desember 2015   18:54 Diperbarui: 7 Desember 2015   18:58 5202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buat yang belum tahu, ini daftar bisnisnya Luhut Panjaitan :

  1. Batubara
    1. PT Toba Bara di Kalimantan Timur
    2. PT Indomining di Kalimantan Timur
    3. PT Kutai Energi di Kalimantan Timur
  2. Minyak dan Gas
    1. PT Energi Mineral Langgeng di Madura Tenggara
  3. Pembangkit Listrik
    1. PT Pusaka Jaya Palu Tower (PLTU) di Sulawesi Tengah
    2. PT Kartanegara Energi Perkasa (PLTG) di Kalimantan Timur
  4. Perkebunan Sawit
    1. PT Tritunggal Sentra Buana di Kalimantan Timur

Klop! Luhut Panjaitan belum punya PLTA.

Inilah proyek yang diincar Luhut Panjaitan dari Freeport :

  1. PLTA Uru Muka 1000 MW, komposisi Freeport 51%, Luhut (via Nominee/nama orang lain) 49%.
  2. Saham Freeport 20% pakai dana pinjaman Freeport, dicicil pakai Dividen setiap tahun.

Untuk poin nomor 2, M Riza Chalid buka wacana akan minta Luhut jangan serakah, seperti kalimat di screenshot di atas. Riza Chalid berencana meminta agar Luhut ambil 11%, sisanya 9% diberikan ke Jusuf Kalla (tentunya via nominee juga).

Perlu dipahami, proses divestasi itu bukan hanya ditawarkan pada pemerintah. Begini alurnya :

  1. Divestasi Freeport ditawarkan terlebih dahulu kepada Pemerintah Pusat melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
  2. Jika PIP tidak mengambil divestasi Freeport, maka selanjutnya ditawarkan kepada BUMN. Rencananya, Antam dan Inalum yang akan ambil jika memungkinkan secara pendanaan.
  3. Jika BUMN tidak mengambil divestasi Freeport, maka selanjutnya ditawarkan ke Pemda untuk diambil oleh BUMD. Dalam hal ini tentunya Papua Barat dan mungkin juga Papua.
  4. Jika BUMD Papua Barat (dan Papua) tidak mengambil divestasi Freeport, maka selanjutnya Pengusaha Nasional yang ditawarkan ambil.

Nah, rencana Luhut minta jatah divestasi saham Freeport hanya bisa berjalan jika PIP tidak ambil. Perusahaan Nominee Luhut bisa beli divestasi Freeport dengan menggandeng BUMN, BUMD dan Pengusaha Nasional. Itulah kenapa Luhut Panjaitan mengutus Ketua DPR Setya Novanto dan Pengusaha Riza Chalid.

Peran Setya Novanto dan Riza Chalid :

  1. Setya Novanto bertugas mengamankan agar Komisi XI (Keuangan) tidak merestui PIP membeli divestasi Freeport, dengan alasan APBN tak ada dana.
  2. Kemudian Setya Novanto bertugas mengamankan agar Komisi VI (BUMN) merestui Antam dan Inalum membeli divestasi Freeport. Disini Perusahaan Nominee Luhut bisa barengan Antam atau Inalum membeli divestasi saham Freeport.
  3. Jika opsi ini gagal, maka Setya Novanto bertugas membuat Komisi VI menarik dukungan kepada Antam dan Inalum beli divestasi Freeport.
  4. Disinilah peran berpindah ke Riza Chalid. Sebagai pengusaha, ia akan mengupayakan BUMD Papua Barat (dan Papua) menggandeng perusahaan Nominee Luhut. Opsi ini lebih fleksibel bagi Luhut bermain, karena menggandeng BUMD atau Pemda. Isu divestasi Freeport untuk masyarakat bisa dikampanyekan.
  5. Jika melebur BUMD dan perusahaan Nominee Luhut gagal, Riza Chalid bertugas memimpin konsorsium pengusaha nasional beli divestasi Freeport.

Opsi kelima, dimana Pengusaha Nasional yang ambil divestasi Freeport hampir tidak mungkin dilakukan. Secara isu tidak strategis. Dengan mudah dapat dihajar isu ‘Divestasi Freeport cuma menguntungkan Pengusaha, bukan rakyat RI dan Papua’.

Itulah sebabnya, dari divestasi Newmont hingga Freeport, tak pernah Pengusaha berdiri sendiri beli divestasi. Pengusaha selalu melebur dengan BUMN atau BUMD.

Kira-kira begitu skenario yang diharapkan Luhut Panjaitan.

Menarik untuk disimak, kalau anda baca dan pahami alur cerita di transkrip rekaman Papa Minta Saham, aktor sebenarnya adalah Luhut Panjaitan. Benar bahwa Riza Chalid dan Setya Novanto yang menjadi eksekutor negosiasi. Meminjam istilah Maroef Sjamsoeddin, The Lobbyist. Tapi perlu dipahami bahwa Riza Chalid dan Setya Novanto hanyalah utusan bisnis dari Luhut Panjaitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun