Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Siapa Fitnah Puan Maharani soal Pengusiran Jokowi?

14 April 2014   18:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


[caption id="attachment_319920" align="aligncenter" width="525" caption="The Jakarta Post, 4 April 2014"]

13974494091059342605
13974494091059342605
[/caption]

Berita ini jelas mendorong opini bahwa pembicaraan antara Hashim DJojohadikusumo dan Megawati mengenai Ahok jadi Cawapres Jokowi sudah final. Bisa dilihat bukan, bagaimana The Jakarta Post berupaya mengusung Ahok sebagai Cawapres Jokowi sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan melancarkan isu perpecahan internal PDIP antara Puan Maharani dengan Jokowi, di mana ternyata Puan Maharani tidak ada di lokasi pertemuan yang disebut The Jakarta Post.

Singkatnya begini:

1.Pembentukan opini bahwa sudah ada kesepakatan tingkat tinggi (Hashim – Mega) menggolkan Ahok sebagai Cawapres Jokowi

2.Pembentukan opini bahwa Jokowi Effect tidak bekerja dan menimbulkan perpecahan internal PDIP.

Dapat ditebak arah selanjutnya dari pergerakan wacana ini: Jika PDIP ingin menang di Pilpres 2014, Jokowi perlu didampingi Ahok sebagai cawapres.

Dari sini kita melihat ada korelasi antara kepentingan Gerindra mengusung Ahok menjadi cawapres Jokowi dengan serangkaian pemberitaan The Jakarta Post tadi. Saya tidak katakan jurnalisnya bermain dalam 2 pemberitaan tersebut. Namun sepertinya jurnalis yang menulisnya tidak menyadari tengah ditunggangi oleh kepentingan politik Gerindra dan Ahok.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa Gerindra menyiapkan Ahok untuk Jokowi? Bukankah Prabowo sudah menjadi Capres Gerindra?

Peta koalisi terkini memperlihatkan, Gerindra berada di ambang kegagalan jika bersikukuh mencapreskan Prabowo. Koalisi Gerindra saat ini hanya berharap pada situasi internal PPP. Surya Dharma Ali sudah memberikan komitmen akan koalisi dengan Gerindra mengusung Prabowo. Namun PPP saat ini tengah dilanda kisruh internal. Surya Dharma Ali digoyang oleh 26 DPW dengan mosi tidak percaya. Apabila Surya Dharma Ali jatuh, maka PPP batal koalisi dengan Gerindra. Sementara Demokrat berniat koalisi dengan Gerindra apabila kesepakatan Gerindra dengan PPP berjalan mulus.

Apabila situasi internal PPP aman, maka koalisi Gerindra dan PPP menghasilkan 19% suara. Demokrat akan bergabung dan menghasilkan 28 – 29% suara dan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Namun Gerindra menyadari, apabila situasi PPP memburuk, mereka perlu Plan B.

Adalah menjadikan Ahok sebagai Cawapres PDIP sebagaimana diberitakan The Jakarta Post yang menjadi Plan B Gerindra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun