Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Vatikan Usulkan Megawati Jadi Sekjen PBB

8 Mei 2014   16:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cita-cita Presiden SBY menjadi Sekjen PBB usai habis masa jabatannya sebagai RI 1 boleh jadi kandas. Sebab, Amerika Serikat melalui Duta Besar Vatikan memberikan tawaran jabatan Sekjen PBB kepada Megawati Soekarnoputri. Penawaran ini diajukan pada pertemuan Megawati dan Jokowi dengan 7 Dubes Asing di rumah Jacob Soetoyo, seorang anggota Komisi Trilateral.

Tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Megawati Soekarnoputri dengan alasan masih fokus mengurus Indonesia. Hal ini terkuak dalam rangkaian twit dari akun @MegawatiSSP yang dioperasikan oleh tim internal keluarga Megawati.

[caption id="attachment_323004" align="aligncenter" width="591" caption="Sumber : @MegawatiSSP"][/caption]

Penuturan Megawati di atas memperlihatkan bahwa tawaran Sekjen PBB sebetulnya datang dari Dubes AS. Namun kelihatannya, sebagaimana diungkap Megawati, AS malu-malu menawarkan jabatan Sekjen PBB kepada Megawati, sehingga tawaran diajukan melalui Dubes Vatikan.

Dalam twit itu, Megawati mengatakan menggantikan Ban Ki Moon adalah sebuah tawaran yang menarik. Akan tetapi Megawati tidak dapat menerimanya, karena beliau ingin negara ini menjadi Indonesia Raya terlebih dahulu. Sebuah sikap yang layak diacungi jempol.

[caption id="attachment_323005" align="aligncenter" width="592" caption="Sumber : @MegawatiSSP"]

1399517717519466488
1399517717519466488
[/caption]

Dalam twit lainnya, Megawati menjelaskan soal adanya kepentingan AS di balik Jokowi. Megawati mengatakan bahwa kehadiran Dubes AS dalam pertemuan di rumah Jacob Soetoyo itu bukanlah untuk minta restu AS. Megawati membantah Jokowi sebagai antek AS. Akan tetapi Megawati tidak menampik fakta bahwa kepentingan asing tengah mencoba mengambil peranan dominan ke Jokowi.

Menanggapi hal ini, Megawati menjelaskan bahwa dalam pergaulan internasional, kita tidak bisa sekedar mengancam dan membalas. Tapi, lanjut Megawati, perlu bertindak dan memberikan pesan yang jelas dan tegas kepada asing. Bagi Megawati, kuncinya yang tidak bisa ditawar adalah PDIP berdikari di bidang politik.

Lalu Megawati juga menegaskan bahwa PDIP tidak akan mengusir pengusaha AS dari Indonesia. Namun Megawati memastikan bahwa pengusaha AS tidak akan lebih penting dari petani dan buruh Indonesia. Ini adalah sikap yang juga perlu kita acungi jempol.

Saya tidak meragukan sikap Megawati tersebut, saya hanya meragukan Jokowi saja. Seperti pertanyaan saya tadi, mampukah kita menghadang kongsi dagang asing, sendirian?

Mari kita perhatikan, 7 dubes asing menemui Jokowi di rumah Jacob Soetoyo. Dari 7 dubes asing itu hadir pula dubes Vatikan dan dubes AS yang disebut Megawati menawari jabatan Sekjen PBB di pertemuan itu. Fasilitator pertemuan 7 dubes itu adalah Jacob Soetoyo. Apabila kita lihat webste www.trilateral.org terlihat konektivitasnya.

Bagi yang belum tahu, Komisi Trilateral adalah sebuah organisasi tingkat tinggi di level global. Trilateral bertujuan menyatukan kepentingan misi dagang (ekonomi) dan politik di kawasan Eropa, Amerika Utara dan Asia. Mekanisme keanggotaan dalam Komisi Trilateral menggunakan sistem undangan (invitation). Serupa dengan kelompok Freemasonry dan Rosicrucian global, memakai sistem keanggotaan tertutup. Itulah sebabnya, banyak yang menyebut Komisi Trilateral sebagai bentukan Yahudi internasional juga bagian dari gerakan iluminati global.

Jacob Soetoyo dan Jusuf Wanandi (kakak Sofyan Wanandi) merupakan anggota resmi Komisi Trilateral. Selain itu, Lukito Wanandi juga terdaftar dalam anggota Komisi Trilateral. Dalam organisasi Trilateral ini, Jacob Soetoyo dan Lukito Wanandi menjabat sebagai anggota biasa. Namun Jusuf Wanandi tercatat sebagai Asia Pacific Deputy Chairman Trilateral Commission.

Chairman Ancora Internasional, Arifin Siregar terdaftar sebagai anggota Trilateral. Ancora merupakan bisnis milik Gita Wirjawan. Itulah sebabnya, banyak orang bilang tak sulit bagi Gita Wirjawan memancing investasi asing besar-besaran ke Indonesia. Melalui Arifin Siregar, titipannya di Komisi Trilateral, Gita Wirjawan memiliki koneksi ke kekuatan dana dan poliitik global.

Dato Sri Tahir, bos Mayapada Group yang merupakan menantu dari Mochtar Riady (Lippo Group) juga terdaftar dalam anggota Komisi Trilateral. Mungkin itu menjelaskan kenapa Lippo Group seperti tak pernah kehabisan dana dan jaringan politik di tingkat global. Perlu diketahui juga, Mayapada merupakan donatur besar program PPSDMS milik Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda yang menjabat pada 2001 – 2009, juga terdaftar sebagai anggota Komisi Trilateral. Kelihatannya, arus modal asing Trilateral untuk jalur pemerintahan masuk melalui Hasan Wirajuda.

Sejumlah raksasa Asia juga terdaftar dalam anggota Komisi Trilateral, seperti Toyota Motor Corporation, Mitsui and Co, Fuji Xerox, Mitsubishi Corp, Samsung Electronics, Lotte Group, Siam Cement Group, Temasek Holdings dan sebagainya.

Daftar raksasa Asia yang terdaftar dalam Komisi Trilateral itu bukan secara kebetulan merek dagangnya kini menguasai Indonesia. Modal raksasa mereka masuk ke Indonesia melalui Jusuf Wanandi sebagai pejabat tinggi Trilateral Asia Pacific. Dari Jusuf Wanandi tersebar ke 3 gerbong : Gita Wirjawan, Lippo Group dan Pemerintahan.

Dari pemetaan sederhana ini, dapat disimpulkan siapa pun kandidat capres yang disokong oleh Gita Wirjawan, Lippo Group dan Pemerintahan (Status Quo), berasal dari kelompok yang sama, Komisi Trilateral.

Melihat fakta ini, saya ulang kembali pernyataan saya bahwa saya tidak meragukan Megawati. Saya hanya meragukan kemampuan Jokowi menghadang kepentingan kongsi dagang raksasa asing.

Lihat artikel saya berikut ini :

Kompasiana : Percumbuan Jokowi dan AS, Bermula dari Abubakar Ba’asyir bit.ly/1mL2Vd7

Chirpstory : Menelisik Benang Merah Jokowi – Kepentingan AS dan Abu Bakar Ba’asyir chirpstory.com/li/202257

Lihat juga artikel ini, contoh lain bagaimana asing mengoyak-ngoyak Indonesia :

Kompasiana : Petualangan Jusuf Kalla, Dari Aceh, Poso Hingga Jokowi bit.ly/1mbvWPO

Chirpstory : Menelisik Benang Merah Politik JK dari Aceh, Poso hingga Jokowi chirpstory.com/li/203611

Dari 2 artikel saya di atas terlihat bagaimana kemampuan kongsi dagang raksasa asing mampu mengacak-acak Indonesia. Mampukah Jokowi mengatasi ini sendirian?

Mari kita simak kelanjutannya.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun