Mohon tunggu...
Ratryana Dewi
Ratryana Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Jika menulis adalah Nyawa, maka "kau" adalah Raga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tuan Batu

16 Maret 2019   17:31 Diperbarui: 16 Maret 2019   17:45 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://www.pexels.com

Di kedai kopi kita berdua saja

Keramaian serasa enyah ketika kita datang, begitukan?

Aku memesan beberapa cangkir es batu

Entah kamu memesannya atau tidak

Terakhir aku mengunyah gulali

Sengaja, agar sedikit rasa pahitku teredam

Bagaimana dengan pesananmu?

Masihkah tentang pare pahit?

Ayolah Tuan, belajarlah untuk mencair

Gigiku sudah ngilu meminum es batu

Apalagi gigi gerahamku kini sudah banyak yang keropos, karena makan gulali

Atau perlu kuajak ke gurun?

Biar Tuan cepat mencair, begitu

Apa justru Tuan tidak merasa jika sedang beku?

Jika begitu, ahh malang sekali daku ini

Sudah lama daku ingin menimang-nimang kebahagiaan dari Tuan

Namun justru sekarung kepahitan yang daku kunyah

Ahh Tuan memang banyak bercandanya ya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun